Daftar Isi
Studi Pembangunan, Kekuatan dan Posisi Hong
Kong dalam Perdagangan di Asia Pasifik
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perekonomian Hong Kong adalah hal yang menarik dipelajari
karena saat ini Hong Kong yang diketahui sebagai kota dengan gedung pencakar langit
terbanyak awalnya hanyalah desa nelayan kecil. Disamping hal tersebut Hong Kong memiliki
pengaturan politik yang unik karena saat ini berada dibawah otonomi Cina dengan
menggunakan “satu negara dua sistem” dimana Cina sebagai maindland menganut sistem Komunis namun Hong Kong menggunakan sistem liberal dengan
perekonomian terbebas yang telah menjadikannya sebagai salah satu anggota APEC yang memiliki ekonomi
kuat dan berbasis pada jasa serta menjadi pintu gerbang pasar yang penting
untuk dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembangunan Hong
Kong ditinjau dari Studi Pembangunan Negara?
2. Bagai mana Kekuatan ekonomi
Hong Kong saat ini?
3. Bagaimana Posisi Hong Kong
didalam perdagangan Asia Pasifik?
C. Pembahasan
1. Studi Pembangunan Negara
Hong Kong adalah Daerah Administratif Khusus dari
Republik Rakyat Tiongkok yang terletak di bagian tenggara Tiongkok di Pearl
River Estuari dan Laut Tiongkok Selatan.[1]
Hong Kong terkenal dengan perkembangannya yang ekspansif, pelabuhan laut dalam
alami, dan kepadatan penduduk yang sangat tinggi (sekitar 7 juta jiwa pada
lahan seluas 1,104 km2 (426 sq mi).[2]
Populasi Hong Kong saat ini terdiri dari 93.6% etnis Tionghoa.[3]
Sejak
dikuasai Inggris Hong Kong dibangun di atas fondasi Demokrasi dan Liberalisme,
sedangkan China merupakan pusat Sosialisme dan Komunisme di Asia. Secara
geopolitik, hingga masa era Perang Dingin Hong Kong merupakan bagian dari
agenda Containment Politics
negara-negara Blok Barat untuk membendung penyebaran paham Komunisme
wilayah-wilayah di sebelah selatannya (Asia Tenggara).
Setelah
sekitar 156 tahun dikuasai Inggris, akhirnya Hong Kong dikembalikan kepada
China pada 1 Juli 1997. Di bawah sistem kapitalisme, Hong Kong telah tumbuh
menjadi pusat keuangan, perdagangan, pelayaran, logistik dan pariwisata
internasional di kawasan Asia Pasifik, sehingga ketika awal kembalinya ke
pangkuan China muncul kekhawatiran di kalangan luas masyarakat Hong Kong akan terjadi
perubahan sistem dari demokrasi-kapitalis menjadi komunis-sosialis ala China.
Rekonstruksi sistem ini tentu saja akan mengguncang ekonomi dan politik Hong
Kong, apalagi ketika itu ekonomi China masih berada di bawah Hong Kong.
Menjelang
pengembalian Hong Kong ke China, Deng Xiaoping, pemimpin China ketika itu,
berjanji akan menerapkan konsep “satu negara dua sistem”. Konsep tersebut
memberikan otonomi kepada pemerintah Hong Kong seperti pada sistem hukum, mata
uang, bea cukai, imigrasi, peraturan jalan yang tetap berjalan di jalur kiri,
kecuali urusan yang menyangkut pertahanan nasional dan hubungan diplomatik.
Penduduk dari China (Tiongkok daratan) tidak memiliki hak untuk menetap di Hong
Kong atau bepergian dengan bebas ke sini.[4]
Dalam
perjalanannya, implementasi sistem ini berjalan dengan cukup baik. Bahkan
ketika terjadi krisis moneter Asia pada tahun 1997, Beijing menyokong penuh
pertumbuhan ekonomi Hong Kong sehingga bisa bertahan.[5]
Di akhir 1970-an, Hong Kong berkembang
menjadi penghubung perdagangan utama dan pusat keuangan dunia, dan dianggap
sebagai salah satu kota global. Hong Kong dikenal sebagai Empat
Macan Asia karena pertumbuhannya yang tinggi dan pembangunan luar biasa dalam
kurun 1960an sampai 1990an. Antara 1961 dan 1997, produk domestik bruto Hong
Kong meningkat 180 kali lipat sedangankan GDP per kapita naik 87 kali lipat. [6]
Perkembangan
ekonomi Hong Kong didukung oleh posisi geografisnya yang strategis dimana
hampir seluruh bagian dari Asia Timur bisa dicapai dalam waktu 5 jam via udara
dari Hong Kong. Hong Kong juga memiliki infrastruktur transportasi dan
telekomunikasi kelas dunia
kedua hal ini juga memacu pertumbuhan sektor pariwisata Hong Kong yang
menggabungkan kemoderenan kota dengan eksotisme budayanya. Hong Kong juga memiliki pelabuhan deep-water yaang paling sibuk dan
efisien di dunia.[7]
Saat ini
Hong Kong memiliki sistem ekonomi yang paling terbuka,sistem moneter yang
stabil, pajak yang simple dan rendah serta sistem akunting yang maju dan
pelayanan publik yang efisien. Menurut Index
of Economic Freedom of Heritage Hongkong menduduki posisi terbebas dalam hal
ekonomi sejak tahun 1995.[8] Hong Kong menempati posisi kelima pada
Indeks Kota Global 2014 setelah New York City, London, Tokyo and Paris.[9]
Hong Kong adalah pusat keuangan ketiga terpenting setelah New York dan London.[10]
Dalam visinya Hong Kong
ingin menguatkan posisinya sebagai Asia's World City bukan hanya sekedar kota utama dari Cina
tapi menjadi kota paling kosmopolit di Asia dan dapat sebanding dengan New York
di Amerika dan London di Eropa.[11]
Sebuah
model ekonometrik telah dihadirkan untuk menaksir perkembangan ekonomi di tahun
2030. Model tersebut memberikan asumsi bahwa Hong Kong akan melanjutkan
restrukturisasi sektor industri dan sektor jasa dengan saat yang bersamaan juga
menaikan hubungan ekonomi yang lebih dekat dengan daratan Tionkok (Mainland). Dalam hal produktivitas satu level yang lebih
tinggi akan dicapai dalam hal peningkatan keahlian para pekerja juga
diasumsikan melalui model tersebut.[12]
2. Kekuatan Negara
Perekonomian Hong Kong berkarakter
perdagangan bebas, pajak rendah dan intervensi pemerintah yang minimum. Hong
Kong termasuk ke-8 terbesar ekonomi perdagangan dunia, dengan daratan Cina
sebagai mitra dagang yang paling signifikan. Ekonomi Hong Kong berorientasi
pada ekspor. Sejak tahun 2000, ekonomi tumbuh rata-rata 0,99 persen
kuartal-ke-kuartal, didorong oleh perdagangan internasional. Hong Kong menjadi
sebuah platform antara perusahaan China dan importir dari seluruh dunia, nilai
barang dan jasa dipertukarkan mencapai empat kali GDP.
Sebuah lembaga riset Amerika
menempatkan Hong Kong kembali sebagai negara dengan perekonomian terbebas di
dunia untuk ke-21 kalinya secara berturutan. Menurut Heritage Foundation, Hong
Kong membukukan skor 89,6 poin dalam indeks kebebasan ekonomi, turun 0,5 poin
dari tahun lalu. Keunggulan Hong Kong menipis dibanding saingan terdekatnya,
Singapura. Hong Kong hanya unggul 0,2 poin dari Singapura yang menempati posisi
kedua.[13]
Berikut merupakan grafik GDP dan GDP
perkapita Hong Kong dalam 20 tahun terakhir :[14]
Dari grafik tersebut terlihat Hong Kong
mengalami 2 kali krisis Keuangan yaitu pada tahun 1997 dan tahun 2009. Pada
Oktober 1997, dolar Hong Kong, yang dipatok 7,8 ke dolar AS, mendapatkan
tekanan spekulatif karena inflasi Hong Kong lebih tinggi dibanding AS selama
bertahun-tahun. Pejabat keuangan menghabiskan lebih dari US$1 milyar untuk
mempertahankan mata uang lokal. Meskipun adanya serangan spekulasi, Hong Kong
masih dapat mengatur mata uangnya dipatok ke dolar AS. Pasar saham menjadi tak
stabil, antara 20 sampai 23 Oktober, Index Hang Seng menyelam 23%. Otoritas
Moneter Hong Kong berjanji melindungi mata uang. Pada 15 Agustus 1997, suku
bunga Hong Kong naik dari 8 persen ke 23 persen dalam satu malam.
Krisis keuangan global 2009 yang dipicu
oleh permasalahan ‘subprime mortgage’ AS pada tahun 2007, dan semakin meningkat
pada tahun 2008, terutama setelah runtuhnya Lehman Brothers. Krisis dengan
cepat bergerak melintasi aset, pasar dan ekonomi di dunia yang semakin terintegrasi.
Pada akhir tahun 2008, sebagian besar negara maju sudah terperosok dalam
resesi, dan kondisi ekonomi Asia juga memburuk dengan cepat, berkembang menjadi
krisis ekonomi global yang saling terkait. Hal ini juga berimbas pada kegiatan
bisnis di Hong Kong. Krisis keuangan global telah benar-benar menggagalkan
kemajuan dari ekonomi Hong Kong sejak tahun 2003. Perekonomian masih bertahan
kuat pada pertengahan tahun 2008, tetapi berbalik secara tiba-tiba setelah
September. Untuk tahun 2008 secara keseluruhan, pertumbuhan GDP rata-rata
sebesar 2,5%, turun dari 6,4% pada tahun 2007.[15]
Dalam menanggapi krisis, pemerintah
Hong Kong cepat diajukan seri langkah-langkah untuk menstabilkan pasar
keuangan, mendukung perusahaan, dan menciptakan lapangan kerja. Secara
eksternal, pemerintah pusat China juga mengumumkan langkah-langkah untuk
meningkatkan ekonomi Hong Kong melalui proyek-proyek infrastruktur lintas
batas. Di dalam nya 2009/2010 anggaran, pemerintah Hong Kong mengusulkan
pengeluaran sekitar US $ 38400000000 (HKD 300 miliar) dan menetapkan anggaran
defisit sekitar US $ 5100000000 (HKD 40 miliar), 2,4% dari GDP.
Setelah terjadinya krisis global,
prospek ekonomi sedang dan jangka panjang untuk Hong Kong harus tetap
menjanjikan. Pemerintah, bersama-sama dengan sektor swasta, akan terus
meningkatkan upaya untuk meningkatkan daya saing perekonomian untuk melengkapi
perkembangan yang dinamis di daratan utama. Dengan berusaha untuk
merestrukturisasi ekonomi berbasis pengetahuan, kegiatan bernilai tambah tinggi;
dengan meningkatkan peran Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional dan
pusat bisnis terkemuka.
a. EKSPOR – IMPOR
1. Ekspor
Grafik
ekspor Hong Kong dalam 20 tahun terakhir:[16]
Hong Kong memiliki perekonomian yang
berorientasi ekspor dengan 98 persen dari pengiriman berasal dari re-ekspor.
Ekspor utama adalah elektronik dan peralatan listrik rumah tangga yang
menyumbang 58 persen dari total ekspor. Ekspor lainnya termasuk pakaian dan
alas kaki (6 persen), benang tekstil dan kain (2,4 persen), mainan dan
permainan (2,3 persen) dan jam tangan dan jam (2,2 persen). Mitra ekspor utama
adalah Cina (54 persen), Amerika Serikat (9,9 persen) dan Uni Eropa (9,7
persen). Lainnya termasuk: Jepang, Singapura, Taiwan dan Korea Selatan. Pertumbuhan ekspor yang sehat telah disokong oleh kekuatan
permintaan mainland yang kuat untuk
ekspor industrial yang kebanyakan adalah elektronik dan komponnennya dalam
memenuhi permintaan global. Produk garmen juga menjadi penyokong perdaganan
internasional Hong Kong dengan tujuan ekspor utama ke Amerika Serikat dan Uni
Eropa.[17]
2. Impor
Hong Kong mengimpor terutama mesin dan peralatan (sekitar 56
persen dari total impor), barang-barang manufaktur (30 persen), bahan kimia (5
persen), bahan bakar mineral (4 persen) dan makanan (3,7 persen). Mitra impor
utama adalah China (45 persen), Jepang (8,5 persen) dan Singapura (6,7 persen).
Lainnya termasuk Amerika Serikat dan Taiwan.
Grafik neraca perdagangan Hong
Kong 19 tahun terakhir :[18]
Terlihat dari grafik di atas
Hong Kong surplus besar hanya terjadi di
tahun 2005 sampai tahun 2009 namun kenaikan secara kuantitas terus terjadi.
3. Ekonomi Internal
Kebijakan ekonomi Hong Kong semasa masih di bawah Inggris
didasarkan atas prinsip “positive non-interventionism”. Prinsip ini
diaplikasikan dalam bentuk pajak yang rendah dan pembatasan pengeluaran
pemerintah terhadap penyediaan jasa dukungan esensial seperti kesehatan,
perumahan, dan pendidikan. Peraturan yang dikeluarkan pemerintah juga terbatas
sifatnya.
Kebijakan ekonomi Hong Kong setelah penyerahan kembali ke
China tahun 1997 juga tidak banyak berubah. Konstitusi mini Hong Kong SAR
(Special Administrative Region), Basic Law, menjamin Hong Kong akan tetap
mempertahankan perdagangan bebas (free trade), usaha secara bebas (free
enterprise), dan pajak yang rendah selama paling tidak 50 tahun. Hal-hal yang
diatur secara khusus dalam hal ini adalah:[19]
1.
Hong
Kong SAR memiliki sistem keuangan tersendiri
2.
Pemerintah
Hong Kong memegang pendapatannya sendiri, tidak perlu menyetor pendapatan Hong
Kong kepada pemerintah pusat di Beijing
3.
Pemerintah
Beijing tidak dapat mengenakan pajak di Hong Kong
4.
Pemerintah
harus menjaga agar pengeluaran selalu berada dalam batas pendapatan dan
menghindari defisit
5.
Hong
Kong dollar tetap dipertahankan dan terus didukung dengan cadangan devisa 100
persen (Basic Law tidak menyebutkan adanya rezim nilai tukar tertentu, seperti
fixed link dengan US dollar)
6.
Hong
Kong dollar tetap convertible dan tidak diterapkan pengendalian pertukaran
7.
Aliran
bebas modal keluar dan masuk Hong Kong tetap dijaga
8.
Hong
Kong tetap menjadi pelabuhan bebas, dengan kebijakan perdagangan bebas,
meskipun tarif tetap dapat dikenakan untuk kasus tertentu.
3. Posisi Hong Kong dalam perdagangan di Asia Pasifik
Dalam
perdaganan di Asia Pasifik posisi Hong Kong selalu berusaha mencari kerja sama dengan
berbagi negara dikawasan hal ini terlihat dengan sejumlah kerja sama yang tengah
diupayakan maupun telah berjalan. Hong Kong menjalin kerja sama yang lebih erat
dengan New Zealand dalam Hong Kong, Cina
- New Zealand Closer Economic Patnership Agreement (CEP Agreement),yang
telah diimplementasikan tahun 2015-2016.[20]
Bersama
ASEAN sebagai partner dagang terbesar kedua bagi Hong Kong dalam penjualan
barang dan ke empat dalam bidang Jasa. Hong Kong secara aktif terus
menegosiasikan perdagangan bebas dengan ASEAN. hal ini dutujukan Hong Kong
bukan hanya untuk akses barang, jasa dan investasi namun juga demi
berpartisipasi dialam intergari ekonomi regional.[21]
Di
Asia Tenggara secara bilateral Hong Kong juga membuat kerja sama dengan
Malaysia dan Thailand ditahun 2009 dan 2013 dalam hal ini Hong Kong membentuk Join Co-operation Comitte untuk mengatur
prioritas kerja sama kedepannya bersama dua negara tersebut.[22]
Hong Kong juga adalah anggota dari Asia Pacific Economic
Cooperation-APEC. APEC dibentuk pada tahun 1989 berdasarkan gagasan Perdana
Menteri Australia, Bob Hawke. Tujuan forum ini selain untuk memperkuat
pertumbuhan ekonomi kawasan juga mengembangkan dan memproyeksikan
kepentingan-kepentingan kawasan dalam konteks multilateral. Mengingat APEC
lebih dititikberatkan pada hubungan ekonomi, maka setiap anggota, termasuk
negara, disebut sebagai entitas ekonomi.[23]
Keanggotaan
APEC terdiri dari 21 ekonomi yang terdiri dari Australia, Brunei Darussalam,
Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Meksiko,
PNG, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Chinese Taipei, Thailand, AS dan
Vietnam. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh APEC Secretariat, total
penduduk di wilayah APEC mencapai 2,6 milyar dengan total GDP mencapai 57
persen (US$ 19,254 milyar) dari GDP dunia, serta total perdagangan APEC
mencapai 47 persen dari total perdagangan dunia.[24]
Hong
Kong bergabung APEC pada tahun 1991. Sesuai Undang-Undang Dasarnya, Hong Kong
terus berpartisipasi dalam APEC menggunakan nama "Hong Kong, Cina"
(HKC) sebagai anggota penuh (terpisah
dari mainland). HKC diwakili oleh Chief Executive dan Sekretaris
Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi di Meeting APEC Economic Leaders 'dan
Pertemuan Tingkat Menteri APEC masing-masing.[25]
Sejak masuk ke APEC pada tahun
1991, HKC telah mengambil peran aktif dalam berbagai kegiatan utama APEC.
Sebagai contoh Hong Kong adalah Wakil Ketua
Komite Perdagangan dan Investment dan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan menjadi Convenor dari Intelektual Hak Kekayaan
Ahli 'Group dari Januari 2008.[26]
Hong Kong secara luas diakui di APEC.
Pada IAP Peer Review 2007, Hong Kong diakui sebagai salah satu yang paling
liberal dan terbuka ekonomi di dunia dan Hong Kong sangat berkomitmen untuk system
perdagangan multilateral, dan “model
member economy” dalam perdagangan dan investasi liberalisasi serta
fasilitasi.[27]
APEC sangat penting bagi Hong
Kong karena delapan puluh persen dari perdagangannya adalah dengan anggota APEC.
APEC juga memberikan Hong Kong kesempatan yang baik untuk bekerja sama cakupan
APEC yang luas secara ekonomi pdan perdagangan. Hong Kong juga terbantu karena
dalam beberapa tahun terakhir APEC juga telah memfasilitasi dan memudahkan
prosedur serta mobilitas bisnis diantara anggotanya melalui the APEC seperti
Business Travel Card, mempromosikan perdagangan elektronik, mengurangi paperwork dan pembentukan pengaturan pengakuan bersama untuk peralatan telekomunikasi, dan peralatan
listrik dan elektronik dan masih lain-lain, Hong Kong menganggap hal-hal
tersebut sangat membantu lingkungan bisnis karena memangkas biaya dan waktu. [28]
Bagi
Hong Kong APEC memberikan kesempatan yang baik untuk bekerja sama dengan
negara-negara anggota APEC pada berbagai isu ekonomi dan perdagangan di kawasan
Asia-Pasifik. Posisi keanggotaan Hong Kong yang penuh dan terpisah (dengan mainland) di APEC juga dianggap
Hong Kong sebagai keberhasilan pelaksanaan konsep "Satu Negara, Dua
Sistem" konsep, dengan menggaris bawahi otonomi Hong Kong dalam perdagangan
eksternal dan permasalahan ekonomi.[29]
Berbagai
langkah yang dilakukan APEC sejalan
dengan kepentingan eknomi liberal Hong
Kong hal ini disebabkan karena tujuan
dari APEC itu sendiri untuk menghadirkan perdagangan bebas di kawasan Asia
Pasifik. Menurut laporan Legislative
Council Hong Kong ditahun 2016 ini Hong Kong tetap yakin setiap langkah APEC
untuk memfasilitasi perdagangan dan
investasi di kawasan ini akan membawa kesempatan yang lebih baik untuk Hong
Kong.[30]
D. Penutup
1. Kesimpulan
Kesimpulan
kami adalah Hong Kong berhasil dalam menjalankan sistem satu negara dua sistem
terlihat dari perkembangan dan pertumbuhan ekonominya. Hal ini didukung oleh
letak geografis yang strategis serta infrastruktur dan tehknologi yang juga telah
maju. Kekuatan ekonomi Hong Kong adalah di bidang jasa dan barang setelah dua
kali diterpa krisis ekonomi Hong Kong tetap dapat bangkit dan menjaga
kestabilannya yang mana Hong Kong memiliki sistem ekonomi paling terbuka di
dunia dan hal ini sejalan dengan perdagangan bebas yang banyak diupayakan Hong
Kong kepada negara-negara di kawasan Asia Pasifik baik secara bilateral maupun
melalui forum regional seperti APEC, karena kesamaan tujuan
dan kepentingan dari sistem ekonomi Hong Kong dan tujuan
dari APEC itu
sendiri.
Daftar Pustaka
Ash,
Russell (2006). The Top 10 of Everything 2007. Hlm 78. dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Hong_Kong
Atkearney 2014. “Global Cities Index and Emerging Cities
Outlook" (PDF). Diakses pada 17
April 2016. http://www.atkearney.com/documents/10192/4461492/Global+Cities+Present+and+Future-GCI+2014.pdf/3628fd7d-70be-41bf-99d6-4c8eaf984cd5
Bappenas “Asia Pacific
Economic Cooperation (Apec)” diakses pada 16 April 2016 “http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam%20Organisasi%20Internasional/5)%20APEC/APEC.pdf
Census
and Statistics Department “2011 Population
Census – Summary Results” (PDF) (Report. February 2012. Diakses tanggal 5 September
2013. http://www.census2011.gov.hk/pdf/summary-results.pdf
Enright, Michael J. Etidh E. Scott and David
Dodwell. 1997. The Hong Kong
Advantage. Hong Kong: Oxford University
Press. Diakses
pada 15 April 2016 dari https://sambelalab.wordpress.com/2010/11/09/pembangunan-ekonomi-hong-kong-pasca-lepas-dari-inggris-tahun-1997/
Government of Hong Kong
2007 “Hong Kong 2030 Planing Vision and Strategy Final Report” The Development Bureau and the Planning
Departement
Government of the Hong kong special
administrative region, “2008 ECONOMIC BACKGROUND AND 2009 PROSPECTS”, diakses
dari http://www.hkeconomy.gov.hk/en/pdf/er_08q4.pdf, pada tanggal 17 April 2016 pukul 21:54Hong
Kong Government 2016 “Exports
of Goods” Diakses 18 April 2016 http://www.hkeconomy.gov.hk/en/pdf/domestic_eng.pdf
Heritage
Foundation. “Index of
Economic Freedom – Hong Kong". Diakes pada 17 April 2016 http://www.heritage.org/index/country/hongkong
Hong Kong APEC Trade Policy
Group “Apec In Hong Kong” Diakses pada 16 April 2016 http://www.hk-apec.com.hk/c.php?c=1
Hong Kong Government - Immigration Department "Right
of Abode in HKSAR—Verification of Eligibility for Permanent Identity Card"
Diakses pada 14 April 2016 https://web.archive.org/web/20080119033446/http:/www.immd.gov.hk/ehtml/hksarvepid.htm
_______"Geography
and Climate, Hong Kong" (PDF) Diakses tanggal 15 April 2016. http://www.censtatd.gov.hk/FileManager/EN/Content_810/geog.pdf
_______“Gross
Domestic Product” Diakses 18 April 2016 http://www.hkeconomy.gov.hk/en/pdf/domestic_eng.pdf
Legislative Council of The
Hong Kong Special Administrative Region of The People's Republic of China 2016 “Examination of Estimates of Expenditure 2016-17” (PDF) P. 129-130
diakses pada 18 April 2016 di http://www.legco.gov.hk/yr15-16/english/fc/fc/w_q/cedb-cit-e.pdf
______ “Legislative Council Panel On
Commerce And Industry Asia-Pacific Economic Cooperation” LC Paper No.
CB(1)2088/06-07(03) (PDF) Hal 2 diakses pada 17 April 2016 di http://www.legco.gov.hk/yr06-07/english/panels/ci/papers/ci0717cb1-2088-3-e.pdf
Long
Finance. September 2014 "The Global
Financial Centres Index 16" (PDF). Diakses tanggal 15
April 2016 http://www.longfinance.net/images/GFCI16_22September2014.pdf
Voaindonesia, “Hong Kong Bertahan Sebagai
Ekonomi Terbebas di Dunia”, diakses dari http://www.voaindonesia.com/content/hong-kong-tetap-ekonomi-terbebas-di-dunia/2616962.html, pada tanggal 17 April 2016 pukul 20:58
Yeung,
Rikkie (2008). Moving Millions: The Commercial Success and Political
Controversies of Hong Kong's Railways. Hong Kong University Press.
[1] Hong Kong Government "Geography
and Climate, Hong Kong" (PDF) Diakses tanggal 15 April 2016.
http://www.censtatd.gov.hk/FileManager/EN/Content_810/geog.pdf
[3] Census and Statistics Department “2011 Population Census –
Summary Results” (PDF) (Report. February 2012. Diakses tanggal 5 September 2013. http://www.census2011.gov.hk/pdf/summary-results.pdf
[4] Hong Kong Government - Immigration Department "Right
of Abode in HKSAR—Verification of Eligibility for Permanent Identity Card"
Diakses pada 14 April 2016 https://web.archive.org/web/20080119033446/http:/www.immd.gov.hk/ehtml/hksarvepid.htm
[5] Government of Hong Kong 2007 “Hong Kong 2030 Planing Vision and Strategy
Final Report” The Development Bureau
and the Planning Departement P. 6-7
[6] Yeung, Rikkie (2008). Moving Millions: The Commercial Success and
Political Controversies of Hong Kong's Railways. Hong Kong University
Press. p. 16.
[8] Heritage Foundation. “Index of Economic Freedom – Hong Kong". Diakes pada 17 April 2016 http://www.heritage.org/index/country/hongkong
[9] Atkearney
2014. “Global Cities Index and Emerging Cities Outlook" (PDF). Diakses pada 17 April 2016.
http://www.atkearney.com/documents/10192/4461492/Global+Cities+Present+and+Future-GCI+2014.pdf/3628fd7d-70be-41bf-99d6-4c8eaf984cd5
[10] Long Finance. September 2014 "The
Global Financial Centres Index 16" (PDF). Diakses tanggal 15 April 2016 http://www.longfinance.net/images/GFCI16_22September2014.pdf
[11] Government of Hong Kong
2007 “Hong Kong 2030 Planing Vision and Strategy Final Report” The Development Bureau and the Planning
Departement P. 19
[13]Voaindonesia, “Hong Kong Bertahan Sebagai Ekonomi Terbebas di Dunia”,
diakses dari http://www.voaindonesia.com/content/hong-kong-tetap-ekonomi-terbebas-di-dunia/2616962.html,
pada tanggal 17 April 2016 pukul 20:58
[14] Hong Kong Government “Gross Domestic
Product” Diakses 18 April 2016 http://www.hkeconomy.gov.hk/en/pdf/domestic_eng.pdf
[15] Government of the Hong kong special administrative region, “2008 ECONOMIC
BACKGROUND AND 2009 PROSPECTS”, diakses dari http://www.hkeconomy.gov.hk/en/pdf/er_08q4.pdf,
pada tanggal 17 April 2016 pukul 21:54
[16] Hong Kong Government 2016 “Exports of Goods” Diakses 18 April 2016 http://www.hkeconomy.gov.hk/en/pdf/domestic_eng.pdf
[19] Enright, Michael J. Etidh E. Scott and David Dodwell. 1997. The Hong Kong Advantage. Hong Kong: Oxford University Press. Diakses pada 15 April 2016 dari https://sambelalab.wordpress.com/2010/11/09/pembangunan-ekonomi-hong-kong-pasca-lepas-dari-inggris-tahun-1997/
[20] Legislative Council of
The Hong Kong Special Administrative Region of The People's Republic of China
2016 “Examination of Estimates of
Expenditure 2016-17” (PDF) P. 129-130 diakses pada 18 April 2016 di http://www.legco.gov.hk/yr15-16/english/fc/fc/w_q/cedb-cit-e.pdf
[23]Bappenas “Asia Pacific Economic Cooperation
(Apec)” diakses pada 16 April 2016 “http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam%20Organisasi%20Internasional/5)%20APEC/APEC.pdf
[25] Hong Kong APEC Trade Policy Group “Apec In
Hong Kong” Diakses pada 16 April 2016 http://www.hk-apec.com.hk/c.php?c=1
[26] Legislative Council of The Hong Kong Special Administrative Region of
The People's Republic of China 2007 “Legislative
Council Panel On Commerce And Industry
Asia-Pacific Economic Cooperation” LC Paper No. CB(1)2088/06-07(03) (PDF) Hal 2
diakses pada 17 April 2016 di http://www.legco.gov.hk/yr06-07/english/panels/ci/papers/ci0717cb1-2088-3-e.pdf
[30] Legislative
Council of The Hong Kong Special Administrative Region of The People's Republic
of China 2016. opt. cit. 128-129