Minggu, 11 Januari 2015

Kekurangan dan Kelebihan sistem Kapitalisme


Kekurangan dan Kelebihan sistem Kapitalisme dan Analisis Kapitalisme di AS, Jerman, & Jepang



Secara historis perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari gerakan liberalisme yang mulai muncul pada tahun 1648 setelah tercapainya perjanjian Westphalia, perjanjian yang mengakhiri perang tiga puluh tahun antara Katolik dan Protestan di Eropa yang selanjutnya  menetapkan bahwa sistem negara mereka adalah merdeka yang didasarkan pada kedaulatan dan menolak ketundukan pada otoritas politik Paus dan Gereja Katolik Roma. Sejak itu aturan main kehidupan dilepaskan dari gereja, dengan anggapan bahwa negaralah yang paling tahu kebutuhan dan kepentingan warganya, sementara agama diakui keberadaannya tetapi dibatasi hanya di gereja.
Liberalisme semakin berkembang dengan sokongan rasionalisme yang menyatakan bahwa rasio manusia dapat menerangkan segala sesuatu secara komprehensif yang kemudian melahirkan pendapat bahwa manusia sendirilah yang berhak membuat peraturan hidupnya dan mempertahankan kebebasan manusia dalam hal kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan individu dan kebebasan hak milik. Dari kebebasan hak milik inilah dihasilkan sistem ekonomi kapitalisme, dimana kapitalisasi menjadi corak yang paling menonjol dalam sistem ekonomi ini.

Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berasakan kepentingan pribadi, dimana nilai produksi dan konsumsi semata-mata untuk menggaet profit. Sistem kapitalisme sama sekali tidak mengindahkan kesejahteraan sosial, kepentingan bersama, kepemilikan bersama ataupun yang semacamnya. Asas kapitalisme adalah kepuasan sepihak, alias setiap keuntungan adalah milik pribadi.

Contoh paling mudah dari sistem kapitalisme ini bisa digambarkan dari aktualitas Amerika Serikat yang meyakini bahwa mereka adalah penganut sistem ekonomi campuran (kapitalisme dan sosialisme), pada dasarnya mereka tetap tidak bisa lepas dari unsur kapitalis dalam prakteknya.



Analisis Sistem Kapitalisme di Amerika Serikat
Diantara Masyarakat Kapitalistik, Amerika Serikat mempunyai riwayat Kapitalistik yang unik. Umumnya Kapitalisme dimana mana bertumpu pada infra struktur ekonomis dari sistim masyarakat sebelumnya – yaitu sistim masyarakat Feodal yang telah menciptakan sedikit banyak infra strrktur ekonomi baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
Sedangkan Amerika Serikat adalah lahan “perawan” yang dihuni oleh suku-suku pemburu dan  peladang  berpindah pindah mengikuti kelompok bison. Belum ada infra struktur ekonomi apa-apa kecuali hasil alami dan tambang-tambang yang masih belum ditemukan.
Kapitalis dari Dunia Lama datang ke Dunia Baru yaitu  Amerika Utara memulai dengan bertani komoditas industri seperti kapas,  tembakau, dengan memakai tenaga budak dari Afrika di Selatan, dan industri  pertambangan /peleburan logam dan pengolahan kayu   kulit dan textile di Utara.

Kapitalisme adalah metode alternative untuk mendistribusikan keuntungan dan kerugian ekonomi. Kapitalisme mengharuskan pemerintah untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi seminimal mungkin. Bebas berusaha dan kepercayaan diri adalah prinsip-prinsip dasar dari kapitalisme. Firma atau perusahaan diperbolehkan untuk beroperasi di pasar bebas dan terbuka, dan individu-individu diharapkan mampu berusaha dengan inisiatif mereka sendiri untuk membangun keamanan stabilitas ekonomi mereka. Perusahaan menentukan apa yang akan mereka produksi dan harga untuk barang dan jasa mereka sementara pembeli menentukan apa yang akan mereka beli dengan harga berapa.

Amerika serikat tidak secara murni menganut sistem kapitalisme, karena pemerintah mengambil peran dalam mengatur dan mendorong perekonomian. Istilah ekonomi campuran ini digunakan dalam menentukan bentuk anasir berbeda dari sistem ekonomi kombinasi antara elemen sosialis dan kapitalis. Amerika Serikat mengadopsi lebih banyak elemen kapitalis daripada elemen sosialis. Karena tradisi individualism yang kuat, orang Amerika cenderung membatasi tujuan dari tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Orang-orang Amerika sering melakukan complain terhadap pajak mereka yang dinilai terlalu tinggi, padahal mereka dibebankan pajak yang secara substansial lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat.
Pada kenyataannya liberalisasi dan demokrasi tidak bisa dipisahkan. Amerika menganut sistem demokrasi sejak awal. Hal ini dibuktikan dari budaya politik Amerika yang menjunjung tinggi dimensi egaliter dan mayoritanism. Doktrin ini menyatakan bahwa seluruh kekuatan politik yang sah berasal dari persetujuan-persetujuan individu, yang secara alamiah tidak hanya bebas namun juga setara. Pemerintahan demokratis didasarkan dari ide yang menyetujui untuk diperintah oleh perwakilan dan praktik yang dilakukan berdasarkan suara mayoritas. Prinsip dari peraturan mayoritas didasarkan oleh ide bahwa pandangan kaum mayoritas seharusnya menang dari opini kaum minoritas. Tergambar dalam ide tersebut, bahwa terdapat kemungkinan jika saat ini isu tersebut minor, bisa saja esok isu tersebut menjadi mayor. Hal itu berarti isu-isu tersebut dan pemilihan-pemilihan telah diatur sepenuhnya. Prinsip tersebut juga merepresentasikan sebuah bentuk dari kesetaraan bagi setiap warga negara dalam memilih.

Dari penjelasan di atas kita bisa sedikit mendapat gambaran terpisah antara sistem ekonomi dan sistem politik Amerika yang didasari oleh prinsip liberal. Kemudian, kita akan melihat bagaimana prinsip ini dijalankan dalam ekonomi politik Amerika secara bersamaan.

Pada teorinya, pendekatan liberal dalam memahami ekonomi politik internasional Amerika akan membawa kita bahwa hubungan antara ekonomi dan politik akan bersifat ekonomi otonom. Dimana ekonomi bersifat bebas terbuka bagi individu-individu yang mau menukarkan barang dan jasa. Keuntungan pasar yang dijanjikan memang terbukti dengan ‘positive sum game’nya. Namun, terkadang ada pasar yang tidak berjalan sesuai harapan dan hal ini dinilai adalah sebuah kegagalan pasar dan harus dibantu dengan peraturan politik negara tersebut. Inilah kemudian yang dilakukan oleh Amerika Serikat.

Tatanan demokrasi liberal yang dirancang pasca perang oleh Amerika Serikat bukan semata-mata untuk menandingi komunisme Soviet, namun untuk menyelesaikan berbagai persoalan internal kapitalisme industri Barat. Tatanan ini adalah sebuah strategi untuk membangun solidaritas Barat dalam keterbukaan ekonomi dan bentuk pemerintahan politik bersama.

Keterbukaan ekonomi merujuk pada sebuah sistem perdagangan dan bentuk investasi yang tidak diskriminatif dimana semua individu bisa berpartisipasi di dalamnya. Pemikiran Amerika adalah bahwa keterbukaan ekonomi merupakan unsur penting dari suatu tatanan politik yang stabil dan damai. Menteri Keuangan Amerika, Henry Morgenthau, menyatakan bahwa pembentukan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia menandai berakhirnya nasionalisme ekonomi. Secara tidak langsung, ia menegaskan bahwa blok perdagangan dan lingkup pengaruh ekonomi tidak lagi merupakan sarana yang mereka pakai.

Prinsip selanjutnya adalah manajemen bersama tatanan ekonomi politik Barat. Negara-negara industri maju tidak cukup hanya mengurangi pembatasan-pembatasan perdagangan dan gerakan modal, namun mereka juga harus mengatur sistemnya dengan mendirikan lembaga-lembaga, peraturan-peraturan, dan manajemen timbal balik yang aktif oleh pemerintah diperlukan untuk menghindari praktek-praktek persaingan ekonomi yang tidak produktif dan mengundang konflik. Orang Amerika percaya kerja sama itu perlu di dunia dimana ekonomi nasional semakin meningkat karena perkembangan di luar negeri.

Prinsip ketiga adalah tatanan demokrasi liberal menyatakan bahwa aturan-aturan  dan lembaga-lembaga ekonomi dunia Barat harus diatur untuk mengatur stabilitas ekonomi dan keamanan sosial dalam negeri. Dalam skema ekonomi mereka, Amerika mencari sistem yang dapat menolong dan melindungi lahirnya komitmen sosial dan ekonomi mereka. Mereka menginginkan perekonomian dunia yang terbuka, tetapi dapat membawa kesejahteraan negara sekaligus dunia bisnis.

Unsur terakhir adalah konstitusionalisme yang berarti bahwa negara-negara Barat akan membuat berbagai usaha sistematis untuk menambatkan komitmen bersama mereka dalam mekanisme kelembagaan yang terkait dan berdasarkan prinsip bersama. Negara-negara demokrasi tidak hanya menandatangani persetujuan, mereka juga menciptakan proses-proses politik yang mengurangi ketidak-pastian dan membangun kepercayaan dalam komitmen timbal-balik. Dengan kata lain proses politik itu akan menjamin stabilitas ekonomi. Karena kerjasama ekonomi tersebut diikat dengan komitmen politik antar negara dalam pasar internasional tebuka (open international market).

Pemaparan di atas memberikan kejelasan dimana posisi Amerika Serikat dalam pembentukan tatanan ekonomi politik internasional yang lebih terbuka. Hal ini juga menjelaskan bahwa Amerika telah mendominasi hampir semua belahan bumi dengan kekuatan ekonomi dan politik yang dimilikinya. Bahkan, bisa dikatakan Amerika tidak lagi memiliki saingan dalam semua dimensi kekuatan yang dimilikinya (perekonomian, militer, dan teknologi).

Pendekatan liberal hampir sama dengan merkantilis agresif karena keduanya melakukan eksploitasi ekonomi melalui ekspansi ke luar batas negaranya. Namun, ada perbedaan yang mendasar di antaranya. Pendekatan liberal aktor yang melakukan ekspansi adalah swasta, individu, atau korporasi dengan motif perluasan pasar dan menggunakan sistem interdependensi. Sedangkan pendekatan merkantilisme agresif melakukan ekspansi dengan aktor negara, nasionalis, atau aparat negara dengan motif perluasan kekuasaan negara.

Korporasi atau perusahaan yang melakukan ekspansi ekonomi atau perluasan pasar tidak mengatas namakan negara melainkan nama perusahaan mereka sendiri. Sehingga, Amerika Serikat digolongkan sebagai negara yang menganut pendekatan liberal dalam ekonomi politik internasionalnya terlebih dengan nilai-nilai puritan yang menjadi dasar liberalism Amerika Serikat yang disebar luaskan ke seluruh penjuru dunia saat ini dengan gerbang globalisasi.


Analisis Sistem Kapitalisme di Jerman
Jerman tergolong negara industri paling berprestasi dan paling maju perkembangannya, dan merupakan perekonomian nasional terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan Cina. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 82 juta jiwa, Jerman merupakan pula pasaran terbesar di dalam Uni Eropa (UE) . Perekonomian nasional Jerman terpusatkan pada barang dan jasa yang diproduksi oleh industri. Terutama hasil produksi industri konstruksi mesin dan industri otomotif serta produk-produk kimia dari Jerman dihargai baik di dunia internasional. Kurang lebih setiap Ero keempat diperoleh dalam sektor ekspor – dan lebih dari setiap tempat kerja kelima tergantung secara langsung atau tidak langsung dari perdagangan luar negeri. Dengan volume ekspor sebesar 1.121 miliar dolar AS pada tahun 2009, sebanding dengan sepertiga dari penghasilan nasional bruto, Jerman adalah negara pengekspor barang terbesar kedua di dunia sesudah Cina (1.202 miliar dolar AS), setelah dari tahun 2003 hingga 2008 enam kali berturut-turut Jerman mendapat sebutan "juara dunia ekspor". Andil Jerman dalam seluruh perdagangan global mencapai sekitar sembilan persen.
Karena orientasi Jerman yang tinggi kepada ekspor, keterpautannya dengan perekonomian dunia sangat erat, – hal yang membedakannya dengan kebanyakan negara lain – dan Jerman pun berkepentingan akan pasaran terbuka. Mitra-mitra perdagangan terpenting ialah Perancis, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris. Pada tahun 2009 diekspor barang senilai 82 miliar Ero ke Perancis, senilai 54 miliar Ero ke AS dan ke Belanda, dan senilai 53 miliar Ero ke Inggris. Setelah Uni Eropa diperluas ke arah timur (2004 dan 2007), di samping perdagangan dengan negara anggota UE "lama", dapat dicatat peningkatan dalam volume perdagangan dengan negara-negara anggota UE di Eropa Timur. Sepuluh persen lebih dari ekspor total dilakukan ke negara-negara tersebut. Ekspor Jerman ke negara Uni Eropa mencapai 63 persen dari volume ekspor seluruhnya
Perekonomian Di Jerman menganunt sistem Ekonomi Sosial. Artinya: Negara menjamin kebebasan bertindak di bidang ekonomi, akan tetapi berusaha menyediakan sarana penyeimbangan sosial. Negara jerman merupakan negara yang sangat mementingkan kemakmuran rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang pesat, akan kinerja pemerintah  dan karyawan yang bekerja saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk negara jerman itu sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.
Berkat konsep itu yang dimasyarakatkan pada masa pascaperang oleh menteri perekonomian saat itu, Ludwig Erhard, Jerman menikmati keadaan tenteram di bidang sosial, bahkan pada fase timbulnya kesulitan ekonomi. Suasana tenteram itu tercermin dalam kelangkaan aksi mogok. Kemitraan sosial antara serikat kerja dan organisasi pemberi kerja telah ditetapkan oleh perangkat hukum tenaga kerja kolektif yang melembagakan proses penyelesaian konflik. Undang-Undang Dasar menjamin otonomi penetapan tarif imbalan kerja yang memberikan hak kepada pemberi kerja dan serikat kerja untuk menyepakati persyaratan kerja dalam perjanjian tarif yang menjadi tanggung jawab kedua pihak itu sendiri.
Negara jerman merupakan negara yang sangat mementingkan kemakmuran rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang pesat, akan kinerja pemerintah  dan karyawan yang bekerja saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk negara jerman itu sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.


Analisis Sistem Kapitalisme di Jepang
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat.. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan.
Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja.Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun 2008.Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006). Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225.

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.
Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).[76] Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996. Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008. Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha.
Berikut ini beberapa bentuk keunggulan Jepang di berbagai bidang :
a.       Keunggulan Di Bidang Pertanian
Daratan Jepang banyak terdapat gunung dan pegunungan, sehingga topografinya relatif kasar. Kondisi ini menyebabkan Jepang memiliki luas wilayah pertanian yang tidak begitu luas, yaitu hanya ± 16% dari seluruh wilayah daratannya. Akan tetapi, meskipun luas wilayah pertaniannya relatif sempit, Jepang ternyata mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh kesuburan tanah dan kemampuan sumber daya manusia dalam mengolah dan berinovasi di bidang pertanian, terutama dalam pemanfaatan teknologi dalam menciptakan varietas - varietas baru unggulan, pupuk, alat - alat pertanian dan obat - obatan. Hasil - hasil pertanian Jepang antara lain padi, kentang, jagung, sayur - sayuran, teh, jeruk, dan apel.


b.      Keunggualan Di Bidang Perikanan dan Peternakan
Ikan merupakan bahan makanan kegemaran mayoritas penduduk Jepang. Oleh karena itulah pemenuhan akan konsumsi ikan terutama ikan laut di Jepang sangat tinggi. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan arus hangat dan arus dingin (Kurosyiwo dan Oyasyiwo) di perairan Jepang yang kaya akan ikan. Hasil - hasil perikanan Jepang meliputi ikan salmon, makarel, tuna, hiu, haring, dan paus. Kesemuanya itu sebagian dikonsumsi langsung dan sebagian lagi diolah sebagai makanan kaleng. Adapun peternakan yang banyak berkembang di Jepang adalah peternakan babi, ayam, dan sapi.

c.       Keunggulan Di Bidang Industri
Jepang merupakan negara industri besar. Bahkan saat ini Jepang menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara industri besar di dunia. Produk industri Jepang telah tersebar ke berbagai pelosok dunia. Produk - produk tersebut meliputi produk permainan, barang elektronik, mobil/otomotif, obat - obatan/bahan kimia, tekstil, bahan makanan olahan, semen, kertas dan barang cetakan, kamera, dan alat transportasi. Bahkan, saat ini hasil industri otomotif Jepang merupakan hasil industri otomotif terbesar dunia. Hasil pembangunan negara Jepang di bidang industri ini sangat luar biasa, mengingat Jepang miskin sumber bahan mineral, sehingga sebagian besar bahan baku industri tersebut diimpor dari negara lain, termasuk dari Indonesia.
  
d.      Adanya pemuasatan kota kota di jepang yaitu;

·         Tokyo, merupakan ibukota Jepang, sekaligus sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan bertaraf internasional.
·         Osaka, merupakan kota terbesar kedua Jepang, sekaligus sebagai pusat industri tekstil.
·         Nagoya, merupakan pusat industri pesawat terbang, otomotif, lokomotif, dan industri besar lainnya. Keberadaan kota ini oleh orang Jepang dianggap sebagai “ibukota” Jepang di wilayah tengah.
·         Kyoto, merupakan ibukota Jepang hingga tahun 1868, kota ini sekarang berkembang sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
·         Ginza, merupakan pusat hiburan, bisnis, dan perdagangan bertaraf internasional.

e.      Kenggulan Sumber daya manusia
      Kelebihan ekonomi jepang adalah masyarakat jepang yang terus berinovasi dan memiliki mental yang kuat, oleh karena itulah tidak heran jika banyak teknologi terbaru yang ditemukan dan dibuat di Jepang. Sumber Daya Manusia yang luar biasa inilah yang tidak dimiliki oleh negara lain. Bangsa Jepang adalah bangsa pembelajar terbaik di dunia.
Mereka belajar seperti melakukan ibadah agama, yang dipraktikkan dengan semangat yang nyaris mencapai fanatisme. Mereka belajar dengan penuh semangat karena mereka paham betul kegunaannya. Pengetahuan yang unggul, intelektual, dan moral akan memberikan mereka kemajuan, kebahagiaan, dan Keunggulan. Semua belajar dengan giat: pemerintah belajar, politisi, industrialis, para pekerja, kaum intelektual, anak-anak, ibu-ibu, semuanya belajar. Di Jepang dikenal istilah Joho shakai, “the information intelligence society“, masyarakat cerdas dengan akses yang luas terhadap informasi.
Belajar dan mencari ilmu adalah jiwa dari masyarakat Jepang. Jepang juga membangun sistem pendidikan terbaik di dunia. Nilai anak-anak Jepang      dalam berbagai perlombaan sains dan matematika dunia selalu berada di urutan tertinggi. Mereka tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan secara efektif, tetapi juga diperkuat karakternya. Mereka digembleng supaya memiliki disiplin yang tinggi. bisa ber­langsung dari jam 5 sore sampai jam 8, bahkan 9 malam, 3 kali seminggu
Para ibu juga sangat aktif mendorong anak-anaknya belajar. Mereka dikenal dengan “Kyoiku Mama“, “Ibu Pendidikan”. Mereka akan meneliti kualitas sekolah yang akan dimasuki anak-anaknya. Mereka mempelajari bahan-bahan pelajaran anaknya, dan mendampingi mereka belajar. Setiap ibu sadar, satu-satunya cara mendapatkan hidup yang lebih baik, adalah dengan anaknya sukses di sekolah. Jepang juga mempunyai media pendidikan yang di­dukung penuh dengan dana yang besar dari pemerintah. Jam tayang televisi NHK hampir separuhnya berisi program-program pendidikan terbaik, baik untuk pelajar, petani, maupun manajemen perusahaan. Stasiun televisi lainnya juga diwajibkan untuk memiliki program pendidikan.

f.        Keunggulan Birokrasi
Birokrasi di Jepang selalu bercitra positif, bekerja dengan cepat, tepat, dan efisien. Badannya pun ramping. Bandingkan dengan citra birokrasi kita yang terkenal lamban, tambun, dan kental dengan aroma korupsi. Michael Williams pernah menulis di Wall Street Journal, birokrat Jepang rutin bekerja 14 jam sehari. Kerjanya tidak diisi dengan santai, tetapi bergelut dengan dokumen, saling berkonsultasi dan bertemu dengan mereka yang menginginkan kenaikan anggaran. Pada saat-saat penting penyusunan anggaran, birokrat di Kementerian Keuangan Jepang minimal bekerja 250 jam sebulan. Mereka jarang pulang ke rumah hingga di setiap kubikel kantor selalu tersedia tempat tidur untuk istirahat. Dokter sesekali dipanggil untuk memberi injeksi vitamin kepada mereka yang bekerja tanpa kenal lelah. Birokrasi di Jepang terdiri atas lulusan-lulusan terbaik dari kampus-kampus prestisius. Seleksi dalam satu tahun, 45.000 pelamar berebut 780 posisi pegawai negeri sipil.








Kelebihan dan Kekurangan Sistem Kapitalisme
Kebaikan sistem ekonomi kapitalis pertama adalah nilai kebebasan
Narasi teori ekonomi Kapitalis menyatakan bahwa ekonomi sangat bermanfaat untuk masyarakat. Kebebasan merupakan faktor yang menjadikan kapitalisme menjadi sistem yang tetap eksis dibanding sosialisme. Kebebasan kapitalis tidak semata-mata didasari atas penghargaan hidup terhadap sesamanya. Prinsip dasar tentang penghargaan kebebasan kapitalis lebih dikarenakan dengan kebebasan manusia akan lebih memberikan nilai tambah dalam produksi.
Persaingan bebas di antara individu akan mewujudkan tahap “Produksi” dan “Tingkat Harga” pada tingkat yang wajar. Keadaan ini akan membantu mempertahankan penyesuaian pada tingkat yang rasional di antara kedua variabel tersebut. Persaingan akan mempertahankan tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang bisa diterima oleh pasar. Untuk itu, rasionalisasi dalam produksi akan mempertahankan semua perkara pada tahap yang mendasar.
Keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar merupakan mekanisme yang diperlukan sebagai bentuk berjalannya ekonomi secara fair. Tetapi kadang kala keseimbangan pasar yang ditentukan produsen dan konsumen tidak mampu memenuhi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Maka dalam keadaan ini pasar perlu di intervensi guna menyediakan barang yang diperlukan masyarakat luas.
Dalam sistem kapitalisme, keuntungan menjadi faktor menentukan keberlangsungan usaha, semakin sedikit kesempatan untuk melakukan usaha semakin kecil ia akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, Jika ia ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar maka semakin banyak usaha yang dilakukan. Motif mencari keuntungan inilah yang membangun kehidupan kapitalis lebih dinamis.
Mencari keuntungan merupakan faktor pendorong bagi berjalannya mekanisme pasar. Orang yang memiliki fasilitas lebih pada faktor produksi, untuk mendapatkan keuntungan akan memiliki peran lebih banyak dalam mempengaruhi mekanisme pasar. Maka orang ingin memiliki fasilitas-fasilitas tersebut dengan tujuan ingin menguasai pasar dunia untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Kelebihan dari Sistem Kapitalisme antara lain :
·         Tiap - tiap individu sebagai warga negara diberi kebebasan memilih pekerjaan yang ia sukai dengan bakatnya.
·         Adanya persaingan yang kuat yang menyebabkan setiap individu selalu berusaha untuk maju.
·         Kualitas barang lebih terjamin karena untuk dapat bersaing di pasaran setiap individu harus berusaha menghasilkan barang yang berkualitas baik.
·         Kualitas pelayanan terjamin karena merupakan faktor yang sangat penting dalam bersaing.
·         Produksi didasarkan atas kebutuhan masyarakat.
·          Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
·         Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
·         Munculnya persaingan untuk maju.
·         Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.

Kelemahan dari Sistem Kapitalisme antara lain :
·         Adanya tindakan kurang sehat dalam persaingan. Hal ini untuk memenangkan mereka dalam persaingan tersebut.
·         Adanya persaingan di dalam pasar dapat menimbulkan monopoli.
·         Adanya persaingan yang kuat di antara individu meyebabkan terjadinya kesenjangan antara yang kuat dan yang lemah makin lebar. Dengan demikian, distribusi pendapatan yang merata sulit tercapai.
·         Sulit melakukan pemerataan pendapatan
·         Cenderung pada exploitasi kaum buruh dari Pemilik Modal
·         Muncul monopoli yang dapat merugikan masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar