Kekurangan dan Kelebihan sistem Kapitalisme dan Analisis Kapitalisme di AS, Jerman, & Jepang
Secara historis perkembangan
kapitalisme merupakan bagian dari gerakan liberalisme yang mulai muncul pada
tahun 1648 setelah tercapainya perjanjian Westphalia, perjanjian yang
mengakhiri perang tiga puluh tahun antara Katolik dan Protestan di Eropa yang selanjutnya menetapkan bahwa sistem negara mereka adalah
merdeka yang didasarkan pada kedaulatan dan menolak ketundukan pada otoritas
politik Paus dan Gereja Katolik Roma. Sejak itu aturan main kehidupan
dilepaskan dari gereja, dengan anggapan bahwa negaralah yang paling tahu
kebutuhan dan kepentingan warganya, sementara agama diakui keberadaannya tetapi
dibatasi hanya di gereja.
Liberalisme semakin berkembang
dengan sokongan rasionalisme yang menyatakan bahwa rasio manusia dapat
menerangkan segala sesuatu secara komprehensif yang kemudian melahirkan
pendapat bahwa manusia sendirilah yang berhak membuat peraturan hidupnya dan
mempertahankan kebebasan manusia dalam hal kebebasan beragama, kebebasan
berpendapat, kebebasan individu dan kebebasan hak milik. Dari kebebasan hak
milik inilah dihasilkan sistem ekonomi kapitalisme, dimana kapitalisasi menjadi
corak yang paling menonjol dalam sistem ekonomi ini.
Kapitalisme adalah sistem ekonomi
yang berasakan kepentingan pribadi, dimana nilai produksi dan konsumsi semata-mata
untuk menggaet profit. Sistem kapitalisme sama sekali tidak mengindahkan
kesejahteraan sosial, kepentingan bersama, kepemilikan bersama ataupun yang
semacamnya. Asas kapitalisme adalah kepuasan sepihak, alias setiap keuntungan
adalah milik pribadi.
Contoh paling mudah dari sistem
kapitalisme ini bisa digambarkan dari aktualitas Amerika Serikat yang meyakini
bahwa mereka adalah penganut sistem ekonomi campuran (kapitalisme dan
sosialisme), pada dasarnya mereka tetap tidak bisa lepas dari unsur kapitalis
dalam prakteknya.
Analisis Sistem Kapitalisme di Amerika Serikat
Diantara Masyarakat Kapitalistik, Amerika Serikat mempunyai riwayat
Kapitalistik yang unik. Umumnya Kapitalisme dimana mana bertumpu pada infra
struktur ekonomis dari sistim masyarakat sebelumnya – yaitu sistim masyarakat
Feodal yang telah menciptakan sedikit banyak infra strrktur ekonomi baik
perangkat keras maupun perangkat lunak.
Sedangkan Amerika Serikat adalah lahan “perawan” yang dihuni oleh suku-suku
pemburu dan peladang berpindah pindah mengikuti kelompok bison.
Belum ada infra struktur ekonomi apa-apa kecuali hasil alami dan
tambang-tambang yang masih belum ditemukan.
Kapitalis dari Dunia Lama datang ke Dunia Baru yaitu Amerika Utara memulai dengan bertani
komoditas industri seperti kapas,
tembakau, dengan memakai tenaga budak dari Afrika di Selatan, dan
industri pertambangan /peleburan logam
dan pengolahan kayu kulit dan textile
di Utara.
Kapitalisme adalah metode alternative untuk mendistribusikan keuntungan dan
kerugian ekonomi. Kapitalisme mengharuskan pemerintah untuk terlibat dalam
kegiatan ekonomi seminimal mungkin. Bebas berusaha dan kepercayaan diri adalah
prinsip-prinsip dasar dari kapitalisme. Firma atau perusahaan diperbolehkan
untuk beroperasi di pasar bebas dan terbuka, dan individu-individu diharapkan
mampu berusaha dengan inisiatif mereka sendiri untuk membangun keamanan
stabilitas ekonomi mereka. Perusahaan menentukan apa yang akan mereka produksi
dan harga untuk barang dan jasa mereka sementara pembeli menentukan apa yang
akan mereka beli dengan harga berapa.
Amerika serikat tidak secara murni menganut sistem kapitalisme, karena
pemerintah mengambil peran dalam mengatur dan mendorong perekonomian. Istilah
ekonomi campuran ini digunakan dalam menentukan bentuk anasir berbeda dari
sistem ekonomi kombinasi antara elemen sosialis dan kapitalis. Amerika Serikat
mengadopsi lebih banyak elemen kapitalis daripada elemen sosialis. Karena
tradisi individualism yang kuat, orang Amerika cenderung membatasi tujuan dari
tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Orang-orang Amerika sering melakukan complain terhadap pajak mereka yang
dinilai terlalu tinggi, padahal mereka dibebankan pajak yang secara substansial
lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat.
Pada kenyataannya liberalisasi dan demokrasi tidak bisa dipisahkan. Amerika
menganut sistem demokrasi sejak awal. Hal ini dibuktikan dari budaya politik
Amerika yang menjunjung tinggi dimensi egaliter dan mayoritanism. Doktrin ini
menyatakan bahwa seluruh kekuatan politik yang sah berasal dari
persetujuan-persetujuan individu, yang secara alamiah tidak hanya bebas namun
juga setara. Pemerintahan demokratis didasarkan dari ide yang menyetujui untuk
diperintah oleh perwakilan dan praktik yang dilakukan berdasarkan suara
mayoritas. Prinsip dari peraturan mayoritas didasarkan oleh ide bahwa pandangan
kaum mayoritas seharusnya menang dari opini kaum minoritas. Tergambar dalam ide
tersebut, bahwa terdapat kemungkinan jika saat ini isu tersebut minor, bisa saja
esok isu tersebut menjadi mayor. Hal itu berarti isu-isu tersebut dan
pemilihan-pemilihan telah diatur sepenuhnya. Prinsip tersebut juga
merepresentasikan sebuah bentuk dari kesetaraan bagi setiap warga negara dalam
memilih.
Dari penjelasan di atas kita bisa sedikit mendapat gambaran terpisah antara
sistem ekonomi dan sistem politik Amerika yang didasari oleh prinsip liberal.
Kemudian, kita akan melihat bagaimana prinsip ini dijalankan dalam ekonomi
politik Amerika secara bersamaan.
Pada teorinya, pendekatan liberal dalam memahami ekonomi politik
internasional Amerika akan membawa kita bahwa hubungan antara ekonomi dan
politik akan bersifat ekonomi otonom. Dimana ekonomi bersifat bebas terbuka
bagi individu-individu yang mau menukarkan barang dan jasa. Keuntungan pasar
yang dijanjikan memang terbukti dengan ‘positive sum game’nya. Namun, terkadang
ada pasar yang tidak berjalan sesuai harapan dan hal ini dinilai adalah sebuah
kegagalan pasar dan harus dibantu dengan peraturan politik negara tersebut. Inilah
kemudian yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Tatanan demokrasi liberal yang dirancang pasca perang oleh Amerika Serikat
bukan semata-mata untuk menandingi komunisme Soviet, namun untuk menyelesaikan
berbagai persoalan internal kapitalisme industri Barat. Tatanan ini adalah
sebuah strategi untuk membangun solidaritas Barat dalam keterbukaan ekonomi dan
bentuk pemerintahan politik bersama.
Keterbukaan ekonomi merujuk pada sebuah sistem perdagangan dan bentuk
investasi yang tidak diskriminatif dimana semua individu bisa berpartisipasi di
dalamnya. Pemikiran Amerika adalah bahwa keterbukaan ekonomi merupakan unsur
penting dari suatu tatanan politik yang stabil dan damai. Menteri Keuangan
Amerika, Henry Morgenthau, menyatakan bahwa pembentukan Dana Moneter
Internasional dan Bank Dunia menandai berakhirnya nasionalisme ekonomi. Secara
tidak langsung, ia menegaskan bahwa blok perdagangan dan lingkup pengaruh
ekonomi tidak lagi merupakan sarana yang mereka pakai.
Prinsip selanjutnya adalah manajemen bersama tatanan ekonomi politik Barat.
Negara-negara industri maju tidak cukup hanya mengurangi pembatasan-pembatasan
perdagangan dan gerakan modal, namun mereka juga harus mengatur sistemnya
dengan mendirikan lembaga-lembaga, peraturan-peraturan, dan manajemen timbal
balik yang aktif oleh pemerintah diperlukan untuk menghindari praktek-praktek
persaingan ekonomi yang tidak produktif dan mengundang konflik. Orang Amerika
percaya kerja sama itu perlu di dunia dimana ekonomi nasional semakin meningkat
karena perkembangan di luar negeri.
Prinsip ketiga adalah tatanan demokrasi liberal menyatakan bahwa
aturan-aturan dan lembaga-lembaga
ekonomi dunia Barat harus diatur untuk mengatur stabilitas ekonomi dan keamanan
sosial dalam negeri. Dalam skema ekonomi mereka, Amerika mencari sistem yang
dapat menolong dan melindungi lahirnya komitmen sosial dan ekonomi mereka.
Mereka menginginkan perekonomian dunia yang terbuka, tetapi dapat membawa
kesejahteraan negara sekaligus dunia bisnis.
Unsur terakhir adalah konstitusionalisme yang berarti bahwa negara-negara
Barat akan membuat berbagai usaha sistematis untuk menambatkan komitmen bersama
mereka dalam mekanisme kelembagaan yang terkait dan berdasarkan prinsip
bersama. Negara-negara demokrasi tidak hanya menandatangani persetujuan, mereka
juga menciptakan proses-proses politik yang mengurangi ketidak-pastian dan
membangun kepercayaan dalam komitmen timbal-balik. Dengan kata lain proses
politik itu akan menjamin stabilitas ekonomi. Karena kerjasama ekonomi tersebut
diikat dengan komitmen politik antar negara dalam pasar internasional tebuka
(open international market).
Pemaparan di atas memberikan kejelasan dimana posisi Amerika Serikat dalam
pembentukan tatanan ekonomi politik internasional yang lebih terbuka. Hal ini
juga menjelaskan bahwa Amerika telah mendominasi hampir semua belahan bumi
dengan kekuatan ekonomi dan politik yang dimilikinya. Bahkan, bisa dikatakan
Amerika tidak lagi memiliki saingan dalam semua dimensi kekuatan yang
dimilikinya (perekonomian, militer, dan teknologi).
Pendekatan liberal hampir sama dengan merkantilis agresif karena keduanya
melakukan eksploitasi ekonomi melalui ekspansi ke luar batas negaranya. Namun,
ada perbedaan yang mendasar di antaranya. Pendekatan liberal aktor yang
melakukan ekspansi adalah swasta, individu, atau korporasi dengan motif
perluasan pasar dan menggunakan sistem interdependensi. Sedangkan pendekatan
merkantilisme agresif melakukan ekspansi dengan aktor negara, nasionalis, atau
aparat negara dengan motif perluasan kekuasaan negara.
Korporasi atau perusahaan yang melakukan ekspansi ekonomi atau perluasan
pasar tidak mengatas namakan negara melainkan nama perusahaan mereka sendiri.
Sehingga, Amerika Serikat digolongkan sebagai negara yang menganut pendekatan
liberal dalam ekonomi politik internasionalnya terlebih dengan nilai-nilai
puritan yang menjadi dasar liberalism Amerika Serikat yang disebar luaskan ke
seluruh penjuru dunia saat ini dengan gerbang globalisasi.
Analisis Sistem Kapitalisme di Jerman
Jerman tergolong negara industri paling berprestasi dan paling maju
perkembangannya, dan merupakan perekonomian nasional terbesar keempat di dunia
setelah Amerika Serikat, Jepang dan Cina. Dengan jumlah penduduk yang mencapai
82 juta jiwa, Jerman merupakan pula pasaran terbesar di dalam Uni Eropa (UE) .
Perekonomian nasional Jerman terpusatkan pada barang dan jasa yang diproduksi
oleh industri. Terutama hasil produksi industri konstruksi mesin dan industri
otomotif serta produk-produk kimia dari Jerman dihargai baik di dunia internasional.
Kurang lebih setiap Ero keempat diperoleh dalam sektor ekspor – dan lebih dari
setiap tempat kerja kelima tergantung secara langsung atau tidak langsung dari
perdagangan luar negeri. Dengan volume ekspor sebesar 1.121 miliar dolar AS
pada tahun 2009, sebanding dengan sepertiga dari penghasilan nasional bruto,
Jerman adalah negara pengekspor barang terbesar kedua di dunia sesudah Cina
(1.202 miliar dolar AS), setelah dari tahun 2003 hingga 2008 enam kali
berturut-turut Jerman mendapat sebutan "juara dunia ekspor". Andil
Jerman dalam seluruh perdagangan global mencapai sekitar sembilan persen.
Karena orientasi Jerman yang tinggi kepada ekspor, keterpautannya dengan
perekonomian dunia sangat erat, – hal yang membedakannya dengan kebanyakan
negara lain – dan Jerman pun berkepentingan akan pasaran terbuka. Mitra-mitra
perdagangan terpenting ialah Perancis, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris.
Pada tahun 2009 diekspor barang senilai 82 miliar Ero ke Perancis, senilai 54
miliar Ero ke AS dan ke Belanda, dan senilai 53 miliar Ero ke Inggris. Setelah
Uni Eropa diperluas ke arah timur (2004 dan 2007), di samping perdagangan
dengan negara anggota UE "lama", dapat dicatat peningkatan dalam
volume perdagangan dengan negara-negara anggota UE di Eropa Timur. Sepuluh
persen lebih dari ekspor total dilakukan ke negara-negara tersebut. Ekspor
Jerman ke negara Uni Eropa mencapai 63 persen dari volume ekspor seluruhnya
Perekonomian Di Jerman menganunt sistem Ekonomi Sosial. Artinya: Negara
menjamin kebebasan bertindak di bidang ekonomi, akan tetapi berusaha
menyediakan sarana penyeimbangan sosial. Negara jerman merupakan negara yang
sangat mementingkan kemakmuran rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang
pesat, akan kinerja pemerintah dan
karyawan yang bekerja saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk
negara jerman itu sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.
Berkat konsep itu yang dimasyarakatkan pada masa pascaperang oleh menteri
perekonomian saat itu, Ludwig Erhard, Jerman menikmati keadaan tenteram di
bidang sosial, bahkan pada fase timbulnya kesulitan ekonomi. Suasana tenteram
itu tercermin dalam kelangkaan aksi mogok. Kemitraan sosial antara serikat
kerja dan organisasi pemberi kerja telah ditetapkan oleh perangkat hukum tenaga
kerja kolektif yang melembagakan proses penyelesaian konflik. Undang-Undang
Dasar menjamin otonomi penetapan tarif imbalan kerja yang memberikan hak kepada
pemberi kerja dan serikat kerja untuk menyepakati persyaratan kerja dalam
perjanjian tarif yang menjadi tanggung jawab kedua pihak itu sendiri.
Negara jerman merupakan negara yang sangat mementingkan kemakmuran
rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang pesat, akan kinerja
pemerintah dan karyawan yang bekerja
saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk negara jerman itu
sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.
Analisis Sistem Kapitalisme di Jepang
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas
dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat.. Lebih dari 3.000
orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada
awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan
memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan
kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan
yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di
antaranya masih beroperasi hingga kini.
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut
"keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an,
5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Dekade 1980-an merupakan masa
keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat
sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik
perdagangan.
Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika
Serikat,dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun dan perekonomian terbesar
ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan
berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat,
bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki
industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas,
baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan
makanan. Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari
sektor jasa.
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang.
Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati
urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja.Menurut indeks Big Mac, tenaga
kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor,
Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph &
Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi
Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang
pada tahun 2008.Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global
2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun
2006). Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua
di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa
Saham Tokyo disebut Nikkei 225.
Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan
termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme
model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang
beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan
saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen
dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang
mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan
office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan
senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.
Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14
miliar).[76] Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika
Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun
sejak 1996. Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun
seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja
berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi
Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar
4,1% pada tahun 2008. Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani
komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga
petani pengusaha.
Berikut ini beberapa bentuk keunggulan Jepang di berbagai bidang :
a.
Keunggulan
Di Bidang Pertanian
Daratan Jepang banyak terdapat gunung dan pegunungan, sehingga topografinya
relatif kasar. Kondisi ini menyebabkan Jepang memiliki luas wilayah pertanian
yang tidak begitu luas, yaitu hanya ± 16% dari seluruh wilayah daratannya. Akan
tetapi, meskipun luas wilayah pertaniannya relatif sempit, Jepang ternyata
mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh
kesuburan tanah dan kemampuan sumber daya manusia dalam mengolah dan berinovasi
di bidang pertanian, terutama dalam pemanfaatan teknologi dalam menciptakan
varietas - varietas baru unggulan, pupuk, alat - alat pertanian dan obat -
obatan. Hasil - hasil pertanian Jepang antara lain padi, kentang, jagung, sayur
- sayuran, teh, jeruk, dan apel.
b.
Keunggualan
Di Bidang Perikanan dan Peternakan
Ikan merupakan bahan makanan kegemaran mayoritas penduduk Jepang. Oleh
karena itulah pemenuhan akan konsumsi ikan terutama ikan laut di Jepang sangat
tinggi. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan arus hangat dan arus dingin
(Kurosyiwo dan Oyasyiwo) di perairan Jepang yang kaya akan ikan. Hasil - hasil
perikanan Jepang meliputi ikan salmon, makarel, tuna, hiu, haring, dan paus.
Kesemuanya itu sebagian dikonsumsi langsung dan sebagian lagi diolah sebagai
makanan kaleng. Adapun peternakan yang banyak berkembang di Jepang adalah
peternakan babi, ayam, dan sapi.
c.
Keunggulan
Di Bidang Industri
Jepang merupakan negara industri besar. Bahkan saat ini Jepang menduduki
peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara industri besar di dunia.
Produk industri Jepang telah tersebar ke berbagai pelosok dunia. Produk -
produk tersebut meliputi produk permainan, barang elektronik, mobil/otomotif,
obat - obatan/bahan kimia, tekstil, bahan makanan olahan, semen, kertas dan
barang cetakan, kamera, dan alat transportasi. Bahkan, saat ini hasil industri
otomotif Jepang merupakan hasil industri otomotif terbesar dunia. Hasil
pembangunan negara Jepang di bidang industri ini sangat luar biasa, mengingat
Jepang miskin sumber bahan mineral, sehingga sebagian besar bahan baku industri
tersebut diimpor dari negara lain, termasuk dari Indonesia.
d.
Adanya
pemuasatan kota kota di jepang yaitu;
·
Tokyo,
merupakan ibukota Jepang, sekaligus sebagai pusat pemerintahan, perdagangan,
dan pendidikan bertaraf internasional.
·
Osaka,
merupakan kota terbesar kedua Jepang, sekaligus sebagai pusat industri tekstil.
·
Nagoya,
merupakan pusat industri pesawat terbang, otomotif, lokomotif, dan industri
besar lainnya. Keberadaan kota ini oleh orang Jepang dianggap sebagai “ibukota”
Jepang di wilayah tengah.
·
Kyoto,
merupakan ibukota Jepang hingga tahun 1868, kota ini sekarang berkembang
sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
·
Ginza,
merupakan pusat hiburan, bisnis, dan perdagangan bertaraf internasional.
e.
Kenggulan
Sumber daya manusia
Kelebihan ekonomi jepang adalah
masyarakat jepang yang terus berinovasi dan memiliki mental yang kuat, oleh
karena itulah tidak heran jika banyak teknologi terbaru yang ditemukan dan
dibuat di Jepang. Sumber Daya Manusia yang luar biasa inilah yang tidak
dimiliki oleh negara lain. Bangsa Jepang adalah bangsa pembelajar terbaik di
dunia.
Mereka belajar seperti melakukan ibadah agama, yang dipraktikkan dengan
semangat yang nyaris mencapai fanatisme. Mereka belajar dengan penuh semangat
karena mereka paham betul kegunaannya. Pengetahuan yang unggul, intelektual,
dan moral akan memberikan mereka kemajuan, kebahagiaan, dan Keunggulan. Semua
belajar dengan giat: pemerintah belajar, politisi, industrialis, para pekerja,
kaum intelektual, anak-anak, ibu-ibu, semuanya belajar. Di Jepang dikenal
istilah Joho shakai, “the information intelligence society“, masyarakat cerdas
dengan akses yang luas terhadap informasi.
Belajar dan mencari ilmu adalah jiwa dari masyarakat Jepang. Jepang juga
membangun sistem pendidikan terbaik di dunia. Nilai anak-anak Jepang dalam berbagai perlombaan sains dan
matematika dunia selalu berada di urutan tertinggi. Mereka tidak hanya
diajarkan ilmu pengetahuan secara efektif, tetapi juga diperkuat karakternya.
Mereka digembleng supaya memiliki disiplin yang tinggi. bisa berlangsung dari
jam 5 sore sampai jam 8, bahkan 9 malam, 3 kali seminggu
Para ibu juga sangat aktif mendorong anak-anaknya belajar. Mereka dikenal
dengan “Kyoiku Mama“, “Ibu Pendidikan”. Mereka akan meneliti kualitas sekolah
yang akan dimasuki anak-anaknya. Mereka mempelajari bahan-bahan pelajaran
anaknya, dan mendampingi mereka belajar. Setiap ibu sadar, satu-satunya cara
mendapatkan hidup yang lebih baik, adalah dengan anaknya sukses di sekolah.
Jepang juga mempunyai media pendidikan yang didukung penuh dengan dana yang
besar dari pemerintah. Jam tayang televisi NHK hampir separuhnya berisi
program-program pendidikan terbaik, baik untuk pelajar, petani, maupun
manajemen perusahaan. Stasiun televisi lainnya juga diwajibkan untuk memiliki
program pendidikan.
f.
Keunggulan
Birokrasi
Birokrasi di Jepang selalu bercitra positif, bekerja dengan cepat, tepat,
dan efisien. Badannya pun ramping. Bandingkan dengan citra birokrasi kita yang
terkenal lamban, tambun, dan kental dengan aroma korupsi. Michael Williams
pernah menulis di Wall Street Journal, birokrat Jepang rutin bekerja 14 jam
sehari. Kerjanya tidak diisi dengan santai, tetapi bergelut dengan dokumen,
saling berkonsultasi dan bertemu dengan mereka yang menginginkan kenaikan
anggaran. Pada saat-saat penting penyusunan anggaran, birokrat di Kementerian
Keuangan Jepang minimal bekerja 250 jam sebulan. Mereka jarang pulang ke rumah
hingga di setiap kubikel kantor selalu tersedia tempat tidur untuk istirahat.
Dokter sesekali dipanggil untuk memberi injeksi vitamin kepada mereka yang
bekerja tanpa kenal lelah. Birokrasi di Jepang terdiri atas lulusan-lulusan
terbaik dari kampus-kampus prestisius. Seleksi dalam satu tahun, 45.000 pelamar
berebut 780 posisi pegawai negeri sipil.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Kapitalisme
Kebaikan sistem ekonomi kapitalis
pertama adalah nilai kebebasan
Narasi teori ekonomi Kapitalis
menyatakan bahwa ekonomi sangat bermanfaat untuk masyarakat. Kebebasan
merupakan faktor yang menjadikan kapitalisme menjadi sistem yang tetap eksis
dibanding sosialisme. Kebebasan kapitalis tidak semata-mata didasari atas
penghargaan hidup terhadap sesamanya. Prinsip dasar tentang penghargaan
kebebasan kapitalis lebih dikarenakan dengan kebebasan manusia akan lebih
memberikan nilai tambah dalam produksi.
Persaingan bebas di antara
individu akan mewujudkan tahap “Produksi” dan “Tingkat Harga” pada tingkat yang
wajar. Keadaan ini akan membantu mempertahankan penyesuaian pada tingkat yang
rasional di antara kedua variabel tersebut. Persaingan akan mempertahankan
tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang bisa diterima oleh pasar. Untuk
itu, rasionalisasi dalam produksi akan mempertahankan semua perkara pada tahap
yang mendasar.
Keseimbangan antara penawaran dan
permintaan di pasar merupakan mekanisme yang diperlukan sebagai bentuk
berjalannya ekonomi secara fair. Tetapi kadang kala keseimbangan pasar yang
ditentukan produsen dan konsumen tidak mampu memenuhi seluruh aspek kehidupan
masyarakat. Maka dalam keadaan ini pasar perlu di intervensi guna menyediakan
barang yang diperlukan masyarakat luas.
Dalam sistem kapitalisme,
keuntungan menjadi faktor menentukan keberlangsungan usaha, semakin sedikit
kesempatan untuk melakukan usaha semakin kecil ia akan memperoleh keuntungan.
Sebaliknya, Jika ia ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar maka semakin
banyak usaha yang dilakukan. Motif mencari keuntungan inilah yang membangun
kehidupan kapitalis lebih dinamis.
Mencari keuntungan merupakan
faktor pendorong bagi berjalannya mekanisme pasar. Orang yang memiliki
fasilitas lebih pada faktor produksi, untuk mendapatkan keuntungan akan
memiliki peran lebih banyak dalam mempengaruhi mekanisme pasar. Maka orang
ingin memiliki fasilitas-fasilitas tersebut dengan tujuan ingin menguasai pasar
dunia untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Kelebihan dari
Sistem Kapitalisme antara lain :
·
Tiap - tiap individu sebagai warga negara diberi
kebebasan memilih pekerjaan yang ia sukai dengan bakatnya.
·
Adanya persaingan yang kuat yang menyebabkan
setiap individu selalu berusaha untuk maju.
·
Kualitas barang lebih terjamin karena untuk
dapat bersaing di pasaran setiap individu harus berusaha menghasilkan barang
yang berkualitas baik.
·
Kualitas pelayanan terjamin karena merupakan
faktor yang sangat penting dalam bersaing.
·
Produksi didasarkan atas kebutuhan masyarakat.
·
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat
dalam mengatur kegiatan ekonomi.
·
Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber
produksi.
·
Munculnya persaingan untuk maju.
·
Efisiensi
dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif
mencari laba.
Kelemahan dari
Sistem Kapitalisme antara lain :
·
Adanya tindakan kurang sehat dalam persaingan.
Hal ini untuk memenangkan mereka dalam persaingan tersebut.
·
Adanya persaingan di dalam pasar dapat
menimbulkan monopoli.
·
Adanya persaingan yang kuat di antara individu
meyebabkan terjadinya kesenjangan antara yang kuat dan yang lemah makin lebar.
Dengan demikian, distribusi pendapatan yang merata sulit tercapai.
·
Sulit
melakukan pemerataan pendapatan
·
Cenderung
pada exploitasi kaum buruh dari Pemilik Modal
·
Muncul
monopoli yang dapat merugikan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar