Contoh Dimensi Human Security
A. Societal
Insecurity
Budaya nasional Indonesia yang terbentur
dengan globalisasi khususnya budaya barat, Pertemuan kebudayaan dengan
kebudayaan teknologis modern hanya dapat berhasil jika masyarakat memiliki
sikap positif terhadap identitas sejarah dan kebudayaannya sendiri, Budaya
global yang lahir dari faham modernisme adalah implikasi dari budaya barat yang
mengedepankan rasionlitas empiris dengan pemisahan wilayah nilai spirit dan
wilayah rasional (sekular), hal ini sanagat mempengaruhi karakter budaya
masyarakat barat denagan mengedepankan rasio sebagai sumber utama peradaban
maka setiap prinsip-prinsip nilai kemasyarakatan dibangun dalam kerangka rasio
tadi, tanpa filterisasi kebudayaan dalam era globalisasi ini meruapakan ancaman
bagi karakter bangsa Indonesia itu sendiri.
B. Migration
and Insecurity
Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
seakan tiada habis. Masih hangat dibicarakan peristiwa puluhan ribu tenaga
kerja ilegal asal Indonesia dipulangkan oleh pemerintah Malaysia karena
dianggap penduduk gelap.
Tindakan itu dilakukan menyusul mulai
diterapkannya Undang-Undang Keimigrasian A 1154 Tahun 2002 pada tanggal 1
Agustus lalu. Sontak para TKI yang tidak memiliki dokumen sah (ilegal) menjadi
incaran para “polis” Malaysia untuk dipulangkan ke daerah asalnya.
Puluhan ribu TKI ilegal tersebut, akhirnya
kembali ke Indonesia. Mereka untuk sementara ditampung di Nunukan, sebuah kota
kecil di perbatasan antara Kalimantan Timur bagian utara dan Malaysia Timur,
yang penduduknya tiba-tiba bertambah hampir tiga kali lipat.
Menarik untuk dicermati ternyata banyak sekali
TKI yang bekerja di Malaysia tanpa melalui jalur resmi (sah). Mereka bekerja di
berbagai sektor, paling banyak di sektor perkebunan. Lainnya tersebar di sektor
pertanian, industri, dan konstruksi, yang menjadi pertanyaan ialah mengapa
mereka tertarik untuk bekerja di Malaysia dengan menempuh jalur di luar rel
birokrasi yang ada? Fakta-fakta apa saja yang melatarbelakangi para pekerja
migran tersebut ke Malaysia meski mereka tahu status mereka adalah ilegal?
Serta mengapa isu-isu migrasi internasional seperti yang terjadi pada tenaga
kerja asal Indonesia kurang tersentuh kebijakan regional negara berkaitan.
C. Climate
Change and Insecurity
Program Pangan Dunia (WFP - 9 April 2014),
memperingatkan potensi kemarau akan makin melumpuhkan kondisi keamanan pangan
yang sudah rawan di Suriah --tempat sebanyak empat juta orang menerima bantuan
dari lembaga pangan PBB itu pada Maret.
Pengulas keamanan pangan WFP mengatakan curah
hujan sejak September telah berkurang separuh curah hujan rata-rata jangka
panjang, dan akan memiliki dampak besar pada panen gandum berikutnya,"
kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, dengan mengutip
laporan khusus yang disiarkan oleh WFP. Dengan tiga-perempat musim hujan
menghilang, tampaknya tak mungkin terjadi pemulihan penting pada musim
pertanian saat ini," katanya.
Data mengenai curah hujan memperlihatkan
provinsi yang paling parah terpengaruh adalah penghasil hampir 50 persen
produksi gandum, kata Hag sebagaimana dilaporkan Xinhua, Laporan WFP itu
mengatakan kondisi kering, yang juga memengaruhi sebagian besar wilayah Timur
Tengah, akan menambah parah dampak perang saudara pada sektor pertanian.
Produksi gandum diperkirakan berjumlah 1,7
sampai 2,0 juta ton meter kubik, tak mencapai kebutuhan gandum di negeri
tersebut --yang berjumlah 5,1 juta ton meter kubik tahun lalu, Kehidupan ternak
dan tanaman juga akan terkena dampak akibat kekurangan air dan buruknya
ketersediaan padang rumput, katanya.
Di bagian barat-laut negara yang dicabik
pertempuran itu, terutama di Aleppo, Idbel dan Hama adalah yang terpengaruh
paling parah. Kondisi buruk juga terjadi sampai ke Raqqa dan Hassakeh Selatan
serta berbagai daerah di Deir Ezzor, Sebagian besar wilayah itu memperlihatkan
perkembangan panen yang buruk, dan di beberapa tempat, situasinya sangat parah
sehingga dapat menyamai kondisi kemarau 2008 di Suriah, kata laporan tersebut.
Menurut laporan itu, konflik juga telah
menghancurkan kapasitas irigasi, merusak pompa dan saluran air, dan
mengakibatkan listrik padam, merusak traktor serta menimbulkan kondisi tak aman
untuk bekerja di tempat terbuka, lebih dari 150.000 orang tewas dan jutaan
orang lagi meninggalkan tempat tinggal mereka di Suriah, sejak oposisi memulai
protes pada Maret 2011, yang belakangan berubah menjadi perang antara militer
Suriah dan gerilyawan bersenjata.
D. D. Enegy Security
Konflik Gas Rusia – Ukraina
Konflik gas antara Rusia-Ukraina dipicu oleh
kenaikan harga gas dan tuduhan Rusia terhadap Ukraina telah menyedot pasokan
gas rusia untuk Eropa sedangkan Ukraina menyangkal tuduhan tersebut, Ukraina
balik menuduh Rusia tidak menyuplai “gas teknis” yang mencukupi. Sengketa harga
gas antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan Rusia menghentikan ekspor
gasnya yang melalui pipa di Ukraina ternyata berdampak luas. Tidak hanya
Ukraina yang kekurangan suplai gas tetapi hampir di seluruh kawasan Eropa, hal
tersebut terjadi karena 80% ekspor gas Rusia ke Eropa melalui pipa yang berada
di Ukraina.
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin
mengatakan kepada perusahaan raksasa energi milik pemerintah, Gazprom, untuk
menghentikan semua pengiriman gas alam ke Ukraina. Dalam pertemuan dengan
Putin, Kepala Gazprom Alexei Miller mengusulkan penghentian pengiriman gas di
perbatasan Rusia-Ukraina karena Ukraina mencuri gas Rusia, Maka akibat dari
konflik tersebut krisis gas terjadi di Eropa. Banyak negara yang menjadi korban
akibat dari konflik antara Rusia dan Ukaina.
Masalah yang berbelit ini sebetulnya datang
dari asal gas tersebut. Sebagian gas itu datang dari Turkmenistan. Dan Rusia
membelinya dengan 60 dolar. Gazprom memetik keuntungan dengan menyalurkan gas
itu kepada Ukraina. Dengan begitu Rusia sebenarnya diuntungkan dengan hanya main
kekuasaan. Ukraina sebelumnya sudah melirik gas Turkmenistan yang murah
tersebut. Namun konglomerat raksasa Gazprom semakin menancapkan kukunya dengan
membeli hampir semua gas Turkmenistan. Dengan demikian hanya sedikit gas yang
tersisa untuk Ukraina. Sangatlah kebetulan pula gas Turkmenistan itu hanya bisa
diperoleh melalui pipa gas Rusia yang melewati Ukraina. Pada waktunya nanti,
Rusia bisa-bisa akan menjadi pecundang baru. Karena dengan permainan kekuasaan
seperti itu, dan penutupan aliran gasnya membuktikan bahwa negara itu berbahaya
dan tidak dapat dipercaya.
Untuk ekonomi, lingkungan, dan keamanan,
pemerintah Rusia telah memutuskan bahwa setiap jalur pipa yang baru akan
dikontrol dan dimiliki oleh negara.” Tidak akan ada jalur pipa yang dimiliki
oleh swasta” telah ditegaskan oleh pemerintah Rusia Jalur Pipa baik itu untuk
gas ataupun minyak tidak akan diserahkan pada swasta. Pemerintah akan secara
penuh membangun, mengontrol dan memiliki jalur tersebut. Ini menegaskan
distribusi energi sangatlah penting bagi Rusia sebagai alat politik luar
negerinya.
Rusia lebih memperkuat kembali pengaruhnya
terhadap negara-negara yang menjadi kunci utama dalam penyaluran energi ke
Eropa. Itu dilakukan untuk menambah ketergantungan negara-negara Eropa terhadap
energi dari Rusia. Rusia sangat memahami betapa berharga energi migas dalam
meningkatkan pendapatan negara itu dan gencar mengincar migas di negara-negara
tetangganya. Desember 2007, Rusia berhasil membuat kesepakatan dengan
Kazakhstan dan Turkmenistan untuk membangun sebuah jaringan pipa gas baru
sepanjang pantai timur Kaspia menuju Rusia. Pembangunan jaringan pipa yang
diharapkan bisa mengekspor 20 miliar meter kubik per tahun pada tahapan
awalnya.
Rusia mencoba untuk mengontrol Eropa melalui
kekuatan energinya, krisis gas yang telah terjadi semakin parah. Selain
mengurangi pasokan untuk Uni Eropa, Rusia juga menunda pasokan untuk
negara-negara Eropa lainnya. Hal tersebut membuat sebagian besar negara Eropa
cemas, karena negara-negara tersebut telah terbiasa menggunakan gas Rusia untuk
pemanas dimusim dingin.
D. Water and Receouce
Dari kacamata konflik, air di Timur Tengah
bisa menjadi objek, alat, ataupun penyelesaian konflik jika dikelola secara
bijak oleh setiap negara. Air menjadi objek konflik ketika negara antar
regional saling berebut, baik dengan menggunakan kekuatan militer maupun
diplomasi untuk melakukan intervensi dan hegemoni. Jika sebuah negara memiliki
sumber air, atau berhasil menguasai sumber air negara lain, maka air akan
menjadi alat konflik. Karena dengan cara itu negara yang menguasai sumber air
mampu menekan negara lain, sesuai kepentingan yang ia inginkan.
Ini menunjukkan bahwa air memiliki kekuatan
yang luar biasa. Jadi tak heran jika pada tahun 1995, Wakil Presiden Bank Dunia
Ismael Serageldin meramalkan bahwa perang masa depan tidak lagi dipicu oleh
perebutan emas hitam (minyak), tetapi oleh emas biru (air). Al-Quran sendiri
sudah memberikan isyarat, bahwa air tidak kalah penting dengan minyak. Dalam
dalam surat Al-Anbiya ayat 30 Allah Swt. berfirman yang artinya, "Dan Kami
jadikan dari pada air itu segala sesuatu menjadi hidup, apakah kamu tidak
beriman?"
Persediaan Air di Wilayah Arab
Persediaan air permukaan (sungai) di wilayah
Arab mencapai 127,5 milyar meter kubik setiap tahunnya. 71%-nya mengelilingi
tiga negara, yaitu Mesir, Irak dan Sudan. 67% diantaranya berasal dari luar
negara Arab. Hal ini karena Irak memiliki dua sungai yaitu Eufrat dan Tigris
(Dejlah). Sungai Eufrat mengalir dari Turki menuju Suriah, dan bermuara di
Irak. Sedangkan Sungai Tigris mengalir langsung dari Turki ke Irak. Sedangkan
Mesir dan Sudan karena memiliki sungai Nil yang bermuara pada Ethiopia (Nil
biru) dan danau Victoria (Nil putih). Nil putih dan biru ini bertemu di dekat
Khourtum, ibukota Sudan, kemudian mengalir ke Mesir.
Health Insecurity
Konflik dan Kekurangan Pangan di Mali
Para pengungsi yang melarikan diri dari
konflik di Mali utara membuat keadaan jadi lebih genting di kawasan Sahel,
yang menghadapi kelaparan usai panen
yang gagal tahun lalu.
Lebih dari 18 juta orang di delapan negara di
kawasan Sahel, yaitu wilayah semi-gersang yang melintasi Afrika utara, telah
menghadapi kekurangan pangan akibat kekeringan. Kini 250.000 warga Mali yang
menurut badan pengungsi PBB (UNHCR) mengungsi ke Mauritania, Burkina Faso,
Niger dan Aljazair mengalami penderitaan yang lebih berat terkait sumber-sumber
makanan.
Menurut Malek Triki, juru bicara Program
Pangan Dunia (WFP) PBB di Afrika Barat,
kerusuhan di Mali telah "menambah beban pada penduduk lokal "untuk
mencari pangan bagi mereka sendiri dan anak-anak mereka".
Kudeta pada Maret lalu yang membawa
faksi-faksi gerilyawan Islam Mali menguasai daerah utara yang luas. Bamako
mengatakan, para pemberontak telah menggunakan tentara anak-anak untuk
bertempur dan melakukan perkosaan serta pembunuhan terhadap penduduk sipil.
Pekan lalu perdana menteri Burkina Faso
memperingatkan mengenai situasi di wilayah itu.
"Jika ada lagi arus pengungsi yang besar maka itu akan
menyulitkan," kata Luc Adolphe Tiao.
Penduduk Sahel yang membantu pengungsi harus
mengakhiri perjuangan mereka sendiri. "Kami harus membagikan cadangan
makanan kami yang sangat kurang kepada
para pengungsi Mali," kata seorang warga desa dari Niger, yang desanya
Nani-Bagou di perbatasan Mali yang menjadi tempat penampungan pengungsi.
"Persediaan pangan kami habis dan kami
harus meninggalkan desa itu menuju kota," katanya. Ia mengacu kepada ibu
kota Niger, Niamey. "Krisis itu sangat parah," kata Moussa Zakaria,
seorang warga desa lainnya yang juga terpaksa meninggalkan rumahnya pergi ke
Niamey kepada AFP. Ia menambahkan ia mengharapkan panen mendatang akan dapat
"mengakhiri malapetaka itu".
Krisis tahun 2011,serta kekeringan luas di
wilayah itu tahun 2005 dan krisis pangan di Niger tahu 2010, menyababkan Sahel
dan penduduknya dalam keadaan rawan. Mauritania, Senegal, Gambia, Mali, Burkina
Faso, Niger, Kamerun dan Chad pada prinsipnya terkena dampak itu, dengan 8.5
juta orang menghadapi kondisi "sangat" kekurangan pangan. Niger, yang
berpeduduk enam juta jiwa, termasuk yang mengalami kelaparan yang paling parah.
Dampak dari krisis itu di Mali bertambah berat
sejak Maret lalu akibat bagian utara negara itu dikuasai gerilyawan.
Konflik
karena air
Air Sebagai Alat dan Objek Konflik
Air bisa menjadi alat konflik ketika ia
digunakan untuk menekan negara lain. Sebut saja Nil yang memiliki hulu di
Ethiopia, maka Ethiopia bisa menggunakan kekuasaannya pada sumber air untuk
menekan Mesir. Bila Ethiopia tidak ingin menekan Mesir, Ethiopia bisa dimanfaatkan
oleh negara lain, seperti yang terjadi sekarang. Hegemoni AS dan Israel yang
kuat di tanduk Afrika, ditambah dengan adanya Yahudi Ethiopia yang disebut
dengan "Beta Israel", menjadikan Zionis semakin mantap memainkan
peranannya untuk menekan Mesir melalui Ethiopia. Karena Israel meminta Mesir
untuk mengalirkan air Nil melelaui jalur Sinai ke Israel. Jika Mesir tidak
memenuhi permintaan Israel tersebut, maka Zionis-Israel akan mengintervensi
Ethiopia agar tidak mengalirkan air Nil Ethiopia ke Mesir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar