Minggu, 10 November 2013
Kosong
Kosong
Tidak ada awal yang pasti untuk semua cerita ini karena Ini adalah kenehan yang tejadi, dan berlarut
berhari-hari
Awalnya aku hanya tahu namanya, dan memang terdengar biasa saja
Sampai suatu hari di tempat yang berpagar rimbunnya pohon
Setelah pertemuan yang memusingkan membuat ku tampak bloon
kau terlambat, tapi begitulah Aku jadi tambah bingung, sampai ya awalnya memang aku tidak begitu suka
dengan ini
Karena hari hari berikutnya aku jadi terganggu mengikuti kuliah
Namun tetap saja karena itu merupakan sebuah tanggung jawab yang sudah dipercayakan pantang bagi ku
untuk selesai sebelum selesai
Dan di sore itu saat semangat ku tinggal setitik kamu muncul seperti awan yang melindungi ku dari
panasnya mentari khatulistiwa, mebawa titik air yang membasahi tanah jiwa yang lama kering ini, sehingga
menumbuh kan bunga bunga semangat yang berwarna warni yah yang singkat itu mungkin aku tanpa
ekspresi, datar aja menyambutnya,, karena memang itulah keahlian ku berpura pura menyembunyikan
perasaan, sering aku tersenyum dalam linangan dan tertawa dalam sakit
Tapi sejak hari itu, aku benar benar tambah bingung, seperti dua sisi mata uang yang dilempar yang terus
berputar tak tau sisi mana yang akan muncul
Namun aku yakin pada Yang maha kuasa sisi apapun yang muncul itu tidak lepas dari kuasanya
Siang berganti malam, penat berganti mimpi, semakin aku ingin melupakan semakin kau hadir di ingatan
seperti berlari menjauhi bayangan, namun pancaran senyummu membuatnya selalu mengikuti, entah
sampai kapan, aku mulai kebal dengan tajamnya pandagan negatif, aku percaya yang Maha Kuasa telah
menentukan yang terbaik,
Sampai aku melalui hari hari yang indah, meski tak sampai seminggu namun aku yakin ini akan berkesan
seumur hayat ku,
Entah bagaimana kau melihatku namun inilah isi hatiku, ditengah keramaian hanya satu wajah yang ku
nantikan, hanya satu senyum yang menghangatkan dinginnya tempat asing itu, walaupun aku sendiri tak
mengerti mengapa, mungkin aku terlalu tinggi berimajinasi, atau aku terlalu lamban untuk bangun dari
mimpi. Malam itu semua terasa aneh, tak ada yang sesuai isi hatiku , tempat tempat baru, orang orang
baru , tak ada yang aku kenal , hanya nama nama mereka yang aku tahu, aku berbaring sejenak ditengah
rerumputan dimana kiranya dia, dia yang aku lihat kemarin, jujur saja aku sudah bertekad tidak ingin masa
masa ini terganggu dengan kehadiran kaum hawa, yang sering memanfaatkan, sewenang wenang, merasa
harus dilindung, ingin ini, ingin itu, sangat mengganggu, dan sepertinya hormon ku jadi tidak stabil jerawat
muncul lagi, oh sial,
Malam semakin larut, bulan semakin tinggi bintang masih bertabur dan kamu pun muncul aku melihatmu
dan aku semakin yakin beberapa hari kedepan sesuatu yang berkesan akan terjadi, yah berkesan tak selalu
baik bisa saja buruk atau buruk banget namun ya, aku hanya tersenyum oleh imajinasi yang menguasai
akau Entah sudah berapa lama terakhir aku merasakan hal ini, aku tidak tau di ujung usia belasanku ini apa yang
aku rasakan, terlalu cepatkah, hanya sementara kah, apa yang harus aku lakukan. Malam terus berlanjut
galau semakin menjadi, bayangan mu menghantui ya kau pun berlalu ingin, ingin menanyakan tujuanmu
namun tubuh ini membeku tak ada yang bisa kelur dari mulutku
Selesai itu ini dan ini itu aku pulang berbarik di sudut kamar sempit ini, namun perasaan ini begitu besar,
seperti ada api yang berkobar di dada ini, ingin aku tahu dimana dirimu, letihkah dengan semua ini, namun
itu hanya dapat ku pendam di hati yang lembek ini, aku tak tahu dengan siapa aku harus berbagi rasa ini,
dan rasa ini naik dan turun dari hati menuju ke otak dan kembali lagi kehati, malam berlanjut aku terlelap,
tak ada mimpi indah malam itu, pagi yang sibuk menungguku, pagi sekali aku berangkat entah semangat
apa ini, apa sebenarnya yang akan kulakukan, apa yang ingin aku lakukan, yang aku tau hanya satu sekali
lagi ingin aku melihat mu, dan entah kemana dirimu lama sekali tak jua muncul, hingga akhirnya kau tiba,
dan seperti biasa, aku adalah orang yang ahli menyembunyikan perasaan, tak ada ekspresi, biasa saja,
malah terkesan menjauhi, oh seperinya aku tidak berbakat hidup di dunia nyata, dan sepertinya memang
tak ada yang perlu aku lakukan, sampai suatu siang dimana aku sangat kesal karena ini itu dan itu ini,
sebuah pesan dibawah terik siang khatulistiwa, yah menembus layar lcd ini tak ada yang tampil dia
menanyakan aku dimana, sebenarnya aku sudah tau ini hanya tuntutan tugas untuk untukku yang menjadi
sebab mengapa dia bertanya, namun aku balas saja dengan ucapan yah yang memang aku ingin sekali saat
ia membaca lalu membuatnya tersenyum atau tertawa, yah seperti itulah , namun beberapa pesan
kemudian dia tak membalas lagi dan aku kembali ketempat asing itu dan bertemu dengannya, entah
kenapa meski baru kenal sehari rasanya aku begitu dekat dengan mu, dan ingin mengenalmu lebih jauh,
lebih jauh dari siapapun juga, kamu iya kamu rekan setim ku, matahari kembali menyinari belahan bumi
yang lain, dan bulan kembali mengikuti kembali lagi aku ke kamar sempit ku, tempat aku menuliskan cerita
tak jelas ini, oh sepertinya hanya gitar tua ini yang mengertia apa yang aku rasakan, suaranya benar benar
mengerti perasaan ku,lebih dari diriku sendiri, yah sampai disini dulu, besok aku sambuung lagi ceritanya,
karena tidur kembali menginginkanku. Hari berganti malam dan malam berganti hari semua terus berjalan
tanpa aku sadari tetapi satu yang pasti dirimu selalu dihati, didalam tulisan yang tidak berarti ini dan tanpa
suatu yang pasti.
Kini setelah pengamatan yang aku lakukan dirimu memberti respon yang positif, apa yang harus aku
lakukan, mengapa semuanya menjadi kekacauan yang indah, membuat hariku pecah berkeping
memberikan harmoni nada disetiap ketukan keyboard komputer tua ini, merangkai kata demi kata dalam
suatu tulisan yang tidak berarti sama sekali, sebenarnya awalnya aku tidak mengenalmu lebih dari wajah
dan nama, namun sekarang semuanya yang lebih kutau lebih dari sekedar harapan, semua terasa begitu
sempurna, di pagi ini pagi yang indah setelah latihan semalam, ah ingin sekali kamu tau bahwa kamu adalah
hal terakhir yang kupikirkan saat akan terlelap dan hal pertama yang mengambang diruang pikir ku saat
terjaga, entah sampai kapan aku akan merasakan hal ini, mengapa hal ini terjadi lagi, sebenarnya aku sudah
membulatkan tekad untuk menjaga diriku dari hal hal seperti ini, karena aku ingin fokus dan fokus namun
sepertinya tekad ini tidak cukup kuat, kembali lagi aku terjatuh, terjatuh ke jurang cinta, jurang yang begitu
indah bertaburkan bintang bintang mimpi, mimpi mimpi yang begitu menyilaukan hingga aku silau dari
suramnya realita hidup ini, aku yakin siapapun yang membaca tulisan ini akan bingung tidak mengerti sama
dengan saya yang menulis, dan disaat tidak ada orang yang mengerti ini membuat jari jari ku terus
bergerak, seperti keran yang menuangkan isi hati ku kedalam tulisan tanpa arti ini, semua emosi ini senang,
sedih, emosi, dan kegalauan menjadi satu didalam hati ini,
Namun kini semua hampa, semakin aku mengerti semakin aku tau kau bukanlah yang terbaik, yang kau tau
hanya menuntut, aku bukanlah tersangka yang bisa kau tuntut sesuka hati, harusnya aku sadar dari
pengalaman sebelumnya suatu hubungan selain pernikahan didalamnya hanya ada saling menuntut, omong kosong dengan yang namanya saling pengertian, senang yang kau rasakan dalam hitungan hari akan
selalu berganti dengan kesedihan yang begitu dalam, dan berlarut dalam hitungan bulan bahkan tahun ke
tahun, tak ada kerelaan, tak ada kenyataan itu, aku harus kembali fokus ketujuan awal, masa depan dan
masa depan, ya mungkin inilah akhir dari tulisan ini, sesuatu yang tidak jelas yang berujung tidak jelas.
Sepertinya aku memang harus melihat dari dua sisi, bukan semata mata perasaan sendiri, meskipun hanya
sementara saja tapi aku pernah merasa bahagia didekatmu, sesuatu yang takan terlupakan dan yah
memang sangat berkesan, mungkin untuk sementara semuanya akan tetap biasa, hanya waktu yang akan
menunjukan, akankah menjadi kenyataan atau hanya sekedar kenangan, dari ruang sempitku ini semua
terasa begitu membingunkan, karena disitu terletak perbedaan antara keinginan dan kenyataan yang tidak
terdapat jalan pengubung diantaranya, sehingga semua terjadi begitu saja dan perasaan itu pun
menghilang seutuhnya dan sekarang semua kembali seperti biasa seperti cerita ini yang biasa biasa saja
namun tetap memiliki arti di waktu hidupku semua tidak terprediksi namun akhirnya baik aku harap aku
memiliki waktu dihidupku, peringatan ini itu perintah ini itu jauh dari harapan hidupku yang sebenarnya,
menikmati waktu itulah yang ku inginkan, semua ini bukannlah pertanyaan melainkan sebuah pelajaran
melalui waktu, jadi aku akan selalu keluar dari semua ini, mengambil foto disetiap kejadian, mencatat
momen momen indah ataupun yang mencekam, semua terjadi begitu saja waktu berlalu begitu cepat bagai
anak panah yang melesat tak seorangpun mampu menghentikannya yang harus aku lakukan adalah
mengarahkannya mengenai saksaran yang tepat tanpa melukai siapapun, pada siapa aku bisa bertanya
dalam kesendirian malam ini, mungkin aku terlihat gila berbicara pada bulan dan bintang atau berfikir
semua ini bukannlah seharusnya, apa aku satu satunya manusia yang mengalami hal ini, oh tidak mungkin
semua orang mengalami ini namun tak ada yang membaginya sehingga setiap orang merasa satu satunya
dan tidak ada yang salah denganku ini adalah seharusnya aku dan jangan pernah percaya denganku
ditengah bumi ini di hamparan garis khatulistiwa pembagi dua bumi, tak banyak yang bisa kulakukan, lahir
19 tahun yang lalu belum juga mendewasakanku, semua terarah tanpa tujuan dan tak ada orang yang
benar benar perduli, akun memandangi coretan di dinding jembatan tak ada yang jelas mungkin seperti itu
juga aku telah mencoret coret waktu hidupku dengan hal hal yang tidak berguna memandang uang adalah
standar kehidupan oh aku tidak perduli dan aku tidak perduli jika kamu tidak perduli benar benar tidak
perduli, aku tidak perduli, aku berjalan dijalan sepi ini jalan besar kehidupan satu satunya jalan yang aku
tahu, aku berjalan di tengah kekoosongan hati ini dan aku terus berjalan berjalan berjalan sendiri dengan
bayangan satu satunya kawan ku disini, dan detak jantung sebagai musik pengering dan tetap sampai akhir
aku berjalan sendiri dan sendiri, dan semakin lama semakin jelas didepan adalah jurang kehidupan jurang
kegagalan bagi seorang pecundang dan aku tidak dapat menghentikan langkahku, tolong panggil aku
panggil setelah kau pulang, sudah terlalu banyak waktu yang kusia siakan, beri aku harapan lagi untuk
berkeinginan di jalan yang bernama penyesalan ini, dengan rambu rambu harapan yang hilang dan cahaya
yang tidak mampu sampai ke permukaan aspal dingin ini, didalam kemacetan rasa sakit ini kau datang
tanpa dosa dan semua ini berakhir tanpa akhir yang jelas jua, sekian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar