Nama :
Ansor Budiman
Nim :
1302045098
Faktor Idiologi dan Sejarah dalam Politik Luar Negeri
Jepang
Jepang
saat ini benar benar telah mejadi macan asia. Kemajuan Jepang yang begitu pesat
baik pra dan pasca perang dunia membawa pertanyaan apakah yang menjadi faktor
utama dalam Politik Luar Negeri Jepang hingga mengantarkan Jepang pada podium
kemajuan dunia.
Sejarah
Pembahasan
kita awali dengan sejarah, menurut KBBI sejarah adalah asal-usul (keturunan)
silsilah atau kejadian dan peristiwa yg benar-benar terjadi pada masa lampau.
Sejarah singkat Jepang dari prespektif politik luar negerinya yang saya pahami
dimulai dari Masa Nara 710 M dimana saat
itu Jepang mulai memiliki hubungan formal dengan Dinasti Tang dan di Masa
Kamakura 1185 M – 1333 M Jepang mengalami percobaan Invasi dari Mongol, di Masa
Muromachi juga terjadi kontak dengan portugis dilanjut ke Masa Azuchi –
Momoyama 1568 M – 1600 M dimana Jepang mulai menginvasi Korea namun yang paling
berpengaruh menurut saya pada Jepang kontemporer adalah pada Masa Meiji 1868 M
– 1912 M karena pada saat itu Jepang memulai keterbukaannya pada dunia luar,
melakukan pembaharuan industrinya dengan didukung oleh Politik pintu terbuka
dan Politik Nasionalisme militer kuat dan pendidikan rakyat.
Beberapa
hal yang menjadi dasar-dasar Restorasi Meiji adalah pergeseran
feodal-kapitalis, kembai ke pemerintahan kuno loyalitas konfusius, untuk
mengejar kemajuan barat dengan dua sasaran “Fukoku Kyohei dan Bunma Kaika”
(Negara Kaya Militer dan Pencerah Peradaban) benar saja Jepang berhasil
mengejar ketertinggalannya dan menjadi aktor utama perang dunia ke II dan
melakukan ekspansi keberbagai Wilayah.
Ideologi
Melihat dari sejarah apa yang
menyebabkan Jepang menjadi bangsa yang begitu kuat tidak akan bisa dilepaskan
dari Ideologi, Ideologi menurut KBBI adalah kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah
dan tujuan untuk kelangsungan hidup dan menurut Slamet Sutrisno yang saya kutip
dari bukunya Filsafat dan Ideologi Pancasila menjelaskan Idiologi awalnya
diperkenalkan oleh Destutt de Tarcy ditahun 1796 dan berkembang dari ide
awalnya sebagai science of ideas yang merupakan arti etimologis (lmu bahasa yg menyelidiki asal-usul
kata serta perubahan dl bentuk dan makna) kemudian berkembang menjadi cara berfikir tertentu yang bertentangan
dengan cara berfikir ilmiah apalagi filosofis. Makna semulanya yang bersifat
intelektual kognitif sedangkan makna sebagai sistem kepentingannya nmenjadikan
idiologi sebagai sistem normatif oleh sebab itu ideologi sering disebut doktrin
atau ajaran perjuangan yang tentunya berlandaskan filsafat suatu bangsa dalam
taraf pemikiran kritis kognitif dalam tingkat praksis.Singkatnya disini adalah
bagaimana ideologi awalnya sebagai science
of ideas berkembang menjadi sistem normatif yang penuh subjektifitas.
Ideologi Vs. Teknologi
Sidney Hook menyatakan ketidak
setujuannya terhadap pandangan yang menganggap kemajuan iptek akan menghabisi
peran ideologi hal ini dilontarkan juga untuk menanggapi buku “The End of Ideology”
karya Daniel Bell yang tidak lain adalah bekas muridnya. Dengan simpel
dijelaskan bagaimana di era Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet memiliki
teknologi pers yang sama namun di AS media dapat menjatuhkan seorang presiden
sementara di Uni Soviet pers dibungkam penguasa yang kekuasaannya jauh dibawah
presiden.
Pengaruh Ideologi dalam
kehidupan di Jepang
Jepang
mempunyai sistem keluarganya sendiri yang disebut Ie berasal dari kata Ie yang
disebut rumah. Mengutip dari karya tulis
A. Firman Budianto 2012 dimana dijelaskan secara umum sistem ie adalah sistem yang berasal dari konsep ruang
lingkup rumah dimana didalamnya dikenal konsep koseki sebagai sebuah bentuk
rumah tangga yang tedapat kepala rumah tangga dan anak-anak. Sistem ini dianut
sejak zaman tokugawa hal ini juga berkembang kedalam ideologi jepang yang
menjadikan persaudaraan sebagai ideologi, menurut Aruga Kizeaon eksistensi ie
tidak semata-mata karena keturunan darah, namun dapat pula diteruskan pelayan
keluarga tersebut dengan catatan bahwa pelayan tersebut memiliku kazoku ishiki
atau kesadaran dalam memiliki dalam keluarga tersebut dan adanya hubungan keagamaan dalam bentuk sosen suhai,
adanya hubungan hukum, ekonomi, moral, budaya dan lain-lain
Dalam
Perang Dunia ke II William Ebenstein menjelaskan lewat Buku Isme-Islme didunia bagaimana Jepang bersama Italia dan
Jerman menjadi Blok Fasis yang melakukan agresinya dimana tindakan fasis ini
didorong oleh faktor Nasionailsme yang berlebihan serta terlalu percaya dengan
menganggap pemerintahnya sebagai bapak
serta merasa dirinya adalah bangsa pilihan sehingga menjadikan dirinya begitu
percaya diri dan cenderung semena - mena. Hal tersebut tidak lain negara-negara
tersebut memiliki kepercayaan akan kelebihan golongan atau ras mereka dibanding
manusia lain di Itali Mussolini mengungkit
kebesaran kerajaran Romawi, Jerman mengagungkan Ras Arya dan Jepang
dengan Shinto mempercayai Keluarga Kekaisaran Jepang adalah keturunan langsung
dari Dewa Amaterasu. Mengutip dari Wikipedia Dalam Perang dunia Jepang memiliki
slogan Hakko Ichiu yang dalam bahasa Indonesia berarti “Delapan Penjuru Dunia
Satu Atap” mereka menganggap seluruh negeri adalah rumah dan dengan persaudaraan
untuk menciptakan Kemakmuran Bersama
Asia Timur Raya meskipun kita ketahui kekerasan dan kekejaman yang dilakukan
dalam praktiknya.
Dalam
konteks kontemporer Jepang mengandalkan keuntungan ekonomi industrinya dari sumber
daya manusia diwilayah yang tidak memiliki pontensi Sumber daya alam, Bangsa
Jepang dikenal suka bekerja dan Memiliki etos kerja yang tinggi mereka mengangap
bekerja adalah sesuatu yang menyenangkan bekerja adalah untuk melayani
masyarakat yang dianggap dewa dan mereka mengenal istilah hatarakibach (kutu
kerja)/ Workaholic bila kita hubungkan dengan Idiologi Jepang terdapat hubungan
Oyabun – Kobun (Ayah Anak) berasal dari ie yang berfilososofi melayani dan
dilayani seperti perusahaan pusat mengayomi cabang, kemudian Senpai – Kohai
(Senior – Junior) dan terakhir Orientasi tanggung jawab kelompok yang begitu
besar untuk membandingkan GDP Jepang dengan negara lain bisa kita lihat dari
tabel diatas.
Kesimpulan
Kesimpulan
pembahasan ini adalah politik luar negeri Jepang saat ini sangat dipengaruhi
oleh kemajuan Jepang kontemporer yang tidak akan pernah lepas baik dari sejarah
maupun ideologinya karena Jepang memiliki sistem kepercayaan yang membuat
bangsanya memiliki kepercayan diri sangat tinggi terbukti dengan kemajuan
budaya serta ekspansinya pra Perang Dunia dan bagaimana Jepang membangun
kembali dirinya setelah kekalahan dari sekutu sampai menjadi Jepang yang saat
ini. Berdasarkan tulisan singkat ini alasan industri dagang memang tidak bisa
kita kesampingkan namun faktor Ideologi dan sejarah adalah hal yang paling
berpengaruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar