Selasa, 03 Maret 2015

NU dan Paham Kebangsaan Indonesia

Tulisan ini adalah hasil kesimpulan dari setelah saya membaca Buku Nasionalisme di Persimpangan karya DR. ALI MASYKUR MUSA.

Paham Nasionalisme  yang muncul  di Eropa pada penghujung abad ke-18 dengan cepat menyebar keseluruh duinia, yang kemudian atas persamaan nasib bangsa Indonesia berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannyamengambil paham ini sebagai motivasi perjuangan.

NU atau Nahdatul Ulama sendiri juga turut serta sebagai organisasi perjuangan dengan partisipaasi aktifnya. NU sendiri menggunakan paham Ahlussunnah Wal Jama'ah (Aswaja) yang menjadi rujukan utama dalam melakukan kiprahnya.

Pemikiran NU juga dipengaruhi KH. Abdurrahman Wahid (alm) yang menekankan pada dimensi liberalisme, humanisme, dan penguatan rakyat pemegang kedaulatan (civil empowering).

Terhadap Pancasila NU memandang antara Islam dan Pancasila tidak perlu dipertentangkan meskipun antara keduanya mempunyai karakteristik, wilayah dan ssumber legitimasi yang berbeda namun dalam pelaksanaannya keduanya saling mendukung .

Berbagai ancaman terhadap nasionalisme adalah
  1.  Etnonasionaisme (Ancaman dari dalam)
    Indonesia relatif berhasil mencegah konlik disintegrasi dari dalam terutama dengan otonomi daerah, guna mengurangi kesenjangan dan masalah ekonomi sosial lainnya yang berhujung pada konflik.
  2. Globalisme. Melucuti Negara Mengkis Nasionalisme
    Globalisme berbeda dengan Globalisasi. Menurut Steger, Globalisasi adalah proses material dan sosial yang didefinisikan oelh berbagai kalangan secara beragam dan saling bertentangan sedangkan Globalisme adalah paket retoris yang berwujud idiologi pasar neoliberla yang memberikan norma, nilai \, dan makna-makna tertentu terhadap proses globalisasi bahaya yang dingkap dalam buku ini adalah Imperialisme Budaya
  3. Negara Khilafah. Melawan Nasionalisme Sekuler
    Perbedaan epistemologis antara Islam dan Nasionalisme sehingga menimbulkan ketegangan lahir dari latar belakang Nasionaisme yang lahgir dari paham sekuler yang bertentangan dengan islam.
    Wacana Khilafah Islamiyah adalah suatu bentuk reaksi terhadap krisis dan respons atas proses dislokasi yang diakibatkan oleh sistem sekuler barat, namun derajat persepsi umat islam di negeri-negeri kawasan muslim bervariasi dari penolakan, adaptasi, penerimaan kritis hingga konfrontasi karena itu wacana kekhalifahan islam lebih tepat dipahami sebagai tantangan ketimbang ancaman hal ini menentang idiologi idiologi sekuler untuk menunaikan janji-janji pembebasannya dan pada tingkat internal, kelompok Islam ditantang juga untuk konsisten mengakkan prinsip yang mereka tuntut.
buku ini ditutup dengan pesan menata ulang format politik NU demi menjaga Khittah 1926 mengingat potensi besar NU yang mencapai sekitar 40 juta orang dengan menekankan membangun bangsa dari pada ke politik praktis.

terima kasih PUSDA KALTIM :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar