Rabu, 08 Juli 2015

Kesesatan Berfikir dalam Argumentasi



 Kesesatan Berfikir dalam Argumentasi

 


Seterlah membaca buku Logika terapan – Teknik Berargumentasi – Berpikir sebagai Kecakapan Hidup karya Dr. Donny Gahral Adian & Herdito Sandi Pratama. Banyak hal menarik  yang bisa dicatat dan sangat berguna dalam menghindari ataupun menyanggah kesesatan berfikir suatu argumen.
 beberapa yang  menurut saya penting dan sering terjadi adalah kesalahan berpikir dijelaskan dalam istilah istilah berikut : 




1.       Argumentum ad-hominem


 Argumentum ad-hominem  yaitu jenis kesesatan berfikir tanpa mempertimbangkan isi argumentasi namun menekankan pada pribadi yang menyusun argumentasi.
Hal ini pernah saya saksikan sendiri dalam sebuah seminar di kampus dimana pembicara adalah seorang doktor yang kemudian dukungannya terhadap isu otsus dipertanyakan oleh moderator terkait terkait masih banyaknya selisih anggaran yang berlebih namun disanggah dengan doktor ekonomi tersebut dengan menyudutkan posisi moderator yang hanya mahasiswa s1 dan membandingkan dengan posisi beliau bukan memberi penjelasan yang simpel dan explisit kepada para peserta.
Disni seharusnya kita menilai argumentasi berdasarkan isinya bukan siapa pencetusnya, kita harus profesional menliai argumentasi terlepas dari dimensi penuturnya. Disisi lain kita juga tidak boleh mendukung suatu argumentasi semata-mata hanya karena pencetusnya adalah orang memiliki reputasi kelas atas. Kita harus tetap fair dan kritis dalam membuat maupun menilai argumentasi.


2.       Argumentum ad populum

 



Argumentum ad populum adakah jenis keseatan berfikir karena mendukung suatu argumen hanya karena mayoritas orang menyetujuinya. Saya rasa hal ini mudah dimengerti dalam buku penulis memberi contoh Copernicus yang melawan pendapat mainstream dengan membantah bumi adalah pusat tata surya.


3.       Cirumstantial-hominem

 Selain itu ada juga Cirumstantial-hominem dimana serangan argumentasi terhadap posisi seseorang terkait kepentingannya dalam suatu argumentasi,  sebagai contoh adalah seserang yang bekerja dalam proyek jalan dicurigai karena pendapatnya terhadap alur   jalan tertentu.


4.       Argumentasi tu Quoque


Argumentasi semacamini menunjukan inkosistensi antara apa yang dibuat dengan apa yang dikemukakan saat ini. Misalnya seorang dokter tidak dipercaya karena dia sendiri sakit-sakitan, padahal bisa saja ia telah menjaga kesehatan baik itu pola makan dan istirahat dan ternyata ia sakit karena keturunan



5.       Argumentasi Guilt by Association



Hal ini dipakai untuk memindahkan kesalahan seseorang terdahulu terhadap apa yang ia kemukakan saat ini. Misalnya seorang penulis buku ekonomi yang menerbitkan buku namun dicerca karena pada buku sebelumnya ia menggunakan indikator yang salah padahal belum tentu benar gitu.


6.       Argumentum ad Baculum


Hal ini tekait dengan argumen yang dikeluarkan penguasa. Argumentasi ini tidak membujuk alak sehat tapi emosi lawan bicara (rasa takut). Misalnya pendapat pemertintah diktator disuatu negara.



7.       Argumentum ad misericordiam








Ini adalah bentuk kesesatan argumentasi yang memancing belas kasihan lawan bicaranya. itu contohnya kaya digambar si lawyer bilang manamungkin orang ini salah dia adalah seorang orphan emang kenapa kalo oprhan, maksum gitu? l.



8.       Argumentum ad Ignoratiam


Terkadang orang secara keliru memakai ketidak tauaanya untuk membenarkan argumennya. Ketidak tahuan seseorang tidak bisa dijadikan alasan untuk menarik kesimpulan tentang sesuatu sebab ketidak tahuan berarti absennya bukti dan absennya bukti melarang kita untuk menarik kesimpulan.


9.       Argumentum ad Verecundiam



Dalam berargumentasi kita sering kali diminta menerima serangkaian klaim berdasarkan pernyataann orang lain. Ktia menerima klaim yang dinyatakan orang lain sejauh tidak bertentangan dengan bukti-bukti atau pengalaman kita, masalahnya terkadang kita sering menerima begitu saja.
Misalnya kawan kamu bilang komputer kamu lebih baik pake anti virus merek ini aja, padahal dia tidak memiliki latar belakang profesional yang mendukung dan baru bisa menggunakan komputer 3 bulan yang lalu.


Kira kita itu dulu yang bisa saya catat dari buku keren ini. Saya sarankan membaca buku ini secara menyeluruh :D dan ingat jangan menggunakan atau berargumen seperti itu bi smart, gunakan subjektivitas se objetif mungkin ,



ini gambar bukunya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar