Kesesatan Berfikir dalam Argumentasi
Seterlah membaca buku Logika terapan – Teknik Berargumentasi
– Berpikir sebagai Kecakapan Hidup karya Dr. Donny Gahral Adian & Herdito
Sandi Pratama. Banyak hal menarik yang bisa
dicatat dan sangat berguna dalam menghindari ataupun menyanggah kesesatan
berfikir suatu argumen.
beberapa yang menurut saya penting dan sering terjadi adalah kesalahan berpikir dijelaskan
dalam istilah istilah berikut :
1. Argumentum ad-hominem
Argumentum ad-hominem yaitu jenis kesesatan berfikir tanpa mempertimbangkan isi argumentasi namun menekankan pada pribadi yang menyusun argumentasi.
Hal ini pernah saya saksikan
sendiri dalam sebuah seminar di kampus dimana pembicara adalah seorang doktor
yang kemudian dukungannya terhadap isu otsus dipertanyakan oleh moderator
terkait terkait masih banyaknya selisih anggaran yang berlebih namun disanggah
dengan doktor ekonomi tersebut dengan menyudutkan posisi moderator yang hanya
mahasiswa s1 dan membandingkan dengan posisi beliau bukan memberi penjelasan
yang simpel dan explisit kepada para peserta.
Disni seharusnya kita menilai
argumentasi berdasarkan isinya bukan siapa pencetusnya, kita harus profesional
menliai argumentasi terlepas dari dimensi penuturnya. Disisi lain kita juga
tidak boleh mendukung suatu argumentasi semata-mata hanya karena pencetusnya
adalah orang memiliki reputasi kelas atas. Kita harus tetap fair dan kritis
dalam membuat maupun menilai argumentasi.
2. Argumentum ad populum
Argumentum ad populum adakah
jenis keseatan berfikir karena mendukung suatu argumen hanya karena mayoritas
orang menyetujuinya. Saya rasa hal ini mudah dimengerti dalam buku penulis
memberi contoh Copernicus yang melawan pendapat mainstream dengan membantah
bumi adalah pusat tata surya.
3. Cirumstantial-hominem
Selain itu ada juga Cirumstantial-hominem dimana serangan argumentasi terhadap posisi seseorang terkait kepentingannya dalam suatu argumentasi, sebagai contoh adalah seserang yang bekerja dalam proyek jalan dicurigai karena pendapatnya terhadap alur jalan tertentu.4. Argumentasi tu Quoque
Argumentasi semacamini
menunjukan inkosistensi antara apa yang dibuat dengan apa yang dikemukakan saat
ini. Misalnya seorang dokter tidak dipercaya karena dia sendiri sakit-sakitan,
padahal bisa saja ia telah menjaga kesehatan baik itu pola makan dan istirahat
dan ternyata ia sakit karena keturunan
5. Argumentasi Guilt by Association
Hal ini dipakai untuk memindahkan kesalahan seseorang terdahulu terhadap apa yang ia kemukakan saat ini. Misalnya seorang penulis buku ekonomi yang menerbitkan buku namun dicerca karena pada buku sebelumnya ia menggunakan indikator yang salah padahal belum tentu benar gitu.
6. Argumentum ad Baculum
Hal ini tekait dengan argumen
yang dikeluarkan penguasa. Argumentasi ini tidak membujuk alak sehat tapi emosi
lawan bicara (rasa takut). Misalnya pendapat pemertintah diktator disuatu
negara.
7. Argumentum ad misericordiam
Ini adalah bentuk kesesatan
argumentasi yang memancing belas kasihan lawan bicaranya. itu contohnya kaya digambar si lawyer bilang manamungkin orang ini salah dia adalah seorang orphan emang kenapa kalo oprhan, maksum gitu? l.
8. Argumentum ad Ignoratiam
Terkadang orang secara keliru memakai ketidak tauaanya untuk membenarkan argumennya. Ketidak tahuan seseorang tidak bisa dijadikan alasan untuk menarik kesimpulan tentang sesuatu sebab ketidak tahuan berarti absennya bukti dan absennya bukti melarang kita untuk menarik kesimpulan.
9. Argumentum ad Verecundiam
Dalam berargumentasi kita
sering kali diminta menerima serangkaian klaim berdasarkan pernyataann orang
lain. Ktia menerima klaim yang dinyatakan orang lain sejauh tidak bertentangan
dengan bukti-bukti atau pengalaman kita, masalahnya terkadang kita sering
menerima begitu saja.
Misalnya kawan kamu bilang
komputer kamu lebih baik pake anti virus merek ini aja, padahal dia tidak
memiliki latar belakang profesional yang mendukung dan baru bisa menggunakan
komputer 3 bulan yang lalu.
Kira kita itu dulu yang bisa
saya catat dari buku keren ini. Saya sarankan membaca buku ini secara menyeluruh
:D dan ingat jangan menggunakan atau berargumen seperti itu bi smart, gunakan subjektivitas se objetif mungkin ,
ini gambar bukunya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar